1.
Muskuloskeletal
Pada pasien ini akan terjadi kontraktur dan atropia (penyempitan otot)
yang disebabkan oleh kurangnya pergerakan anggota tubuh.
2.
Sirkulasi
Dengan posisi terlentang terus-menerus, peredaran darah tidak merata, sehingga
menyebabkan cardiac output menurun. Maka terjadilah thrombus vena, emboli paru.
3.
Respiratori
Jika pasien dalam keadaan tidur terlentang terus-menerus, maka akan
timbul radang paru-paru basah (Static
Pneumony). Hal ini dikarenakan intake O2 yang sangat terbatas.
Sehingga paru-paru tidak dapat berkembang baik.
4.
Integumen
Jika pasien immobilisasi tidak dapat dialihposisikan, maka pada tulang
yang menonjol akan mengalami penekanan terus-menerus, sehingga dapat
menimbulkan dekubitus.
5.
Abdominal
Pasien yang immobilisasi mengalami penurunan peristaltic usus, sehingga
penyerapan serat kurang, yang mengaibatkan skibala atas feses yang mengeras,
lama-kelamaan hal tersebut dapat menjadi mega colon.
6.
Renal
Pada pasien immobilisasi, metabolisme dalam tubuhnya lambat sehingga
pengeluaran energi dalam tubuhnya menurun. Oleh karena itu, kemampuan ginjal
untuk menyaring darahpun terganggu, akibatnya terbentuklah endapan pada ginjal
yang disebut renal calculi (batu ginjal).
7.
Psikologi
Pada pasien yang mengalami immobilisasi akan mengalami stress, dikaenakan
:
a.
Perubahan peran
b.
Keinginan untuk cepat sembuh
Penanggulangan :
a.
Management of pshycal environment (keadaan fisik
lingkungan)
b.
Management of resources (kebutuhan)
c.
Management of personal (tim work)
d.
Management service system (patient seadule)
e.
Management coordinature system.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut di atas, maka perlu dilakukan
mobilisasi setiap 2 jam sekali selama 24 jam dengan posisi yaitu :
a.
Miring kanan
b.
Miring kiri, dilakukan pada jam 04.00 pagi, dengan
tujuan memudahkan BAB
c.
Terlentang
d.
Tengkurap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar