Jumat, 07 Juni 2013

MAKALAH KONSEP DASAR HOMECARE

KONSEP DASAR KESEHATAN DI RUMAH
A.    Perspektif
1.      Latar Belakang
§  Meningkatnya volume populasi usia lanjut
§  Meningkatnya insiden penyakit degeneratif
§  Makin pendek LOS akibat menurunnya kemampuan ekonomi masyarakat efisiensi manajemen RS.
§  Keluarga merupakan sumber penting dalam proses kesembuhan klien
§  Kemajuan Iptek memungkinkan dilakukan perawatn klien tertentu di rumah
§  Bantu praktek mandii keperawatan
§  Meningkatkan penyerapan lulusan pendidikan keperawatan

2.      Sejarah
§  1988 -1992 → terjadi peningkatan perawat yang bekerja sebagai “Home Health Nursing”
§  1859 → William Rathone (Liverpool, Inggris) → mmulai sekolah yang mendidik perawat yang dapat melakukan kunjungan rumah untuk membantu orang miskin yang sakit di rumahnya.
§  1800-an akhir → VNA’S (Visiting Nurse Associations) brdiri di USA yang didirikan oleh Philantropist (Dermawan).
§  1947→ Montefior Hospital membuat program home care, mengacu kepada perawatan akut, post perawatan RS.
§  1965 → Home Health Care berubah dari Socil Security Act (yan dilakukan oleh VNA’S) menjadi → Medicare Legislation yang fokusnya untuk perawatan lansia.



3.      Definisi
§  Departement of Health and Human Service intedepartemental work group (Warhola,1980) perawatankesehatan rumah adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yg berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan pada individu dan keluarga di tempat tinggal untuk keperluan promosi, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian disamping meminimalkan efek dari ketidakmampuan akibat sakit yg dideritanya.
§  American Nurses Assosiation (1992) sintesis dari keperawatan komunitas dan beberapa skill/kemampuan teknis dari beberapa spesialisasa profesi keperawatan.Pelaksanan asuhan meliputi prevensi primer, sekunder,dan tersier terhadap askep secara individual yg berkolaborasi dengan keluarga serta beberapa pemberi asuhan.
§  NAHC (1994) perawatan kesehatan rumah adalah sprektum luas dari kesehatan dan servis sosial yg dilakukan dilingkungan rumah untuk perbaikan individu yg memiliki ketidakmampuan (cacat) atau penyakit kronik.

Definisi ini dalam terintegrasi dalam komponen perawatan kesehatan rumah: klien, keluarga, perawat ksehatan profesional (multidisiplin) dan tujuannya untuk membimbing klien untuk kembali ketingkat kesehatan optimum dan kemandirian.  

4.      Tujuan Home Health Care
a.       Meningkatkan pport system yg adekuat dan efektif shg dpt mendorang penggunaan sumber-sumber yg b.d kesehatan keluarga
b.      Meningkatkan perawatan yg efektif dan adekuat khususnya untuk anggota keluarga dengan ketidakmampuan (cacat) atau dengan masalah-masalah khusus (mis: penyakit kronis)
c.       Mendorong pertumbuhan dan perkembangan normal keluarga dan anggota-anggotanya serta melakukan  promosi dan prevensi kesehatan.
d.      Memperkuat fungsi-fungsi keluarga dan hubungannya satu sama lainnya.
e.       Meningkatkan kesehatan keluarga.
5.      Masalah / problem yang muncul pada Home Health Care
a.       Gaya hidup dan sumber-sumber kehidupan
b.      Status kesehatan saat ini dan penyimpangannya
c.       Pola dan pengetahuan keluarga dalam mempertahankan kesehatannya.
d.      Struktur keluarga dan dinamisasinya
                                                                                           (simons, 1980)

6.      Keuntungan dan Kerugian Home Health Care
Keuntungan
Kerugian
a.   Setting rumah dapat lebih memberikan kenyamanan klien dalam menjalani perawatan secara individul.
b.   Banyak klien yang lebih suka dirawat di rumah.
c.   Pengkajian mengenai faktor-faktor lingkungan yang menunjang kese-hatan dapat lebih lengkap karena dapat diobservasi secara langsung sehingga dapat langsung dipertim-bangkan mengenai pelayanan apa yang cocok untuk klien secara financial, dll.
d.  Pengkajian mengenai pola hidup dan norma-norma keluarga lebih mudah dilakukan.
e.   Partisipasi anggota keluarga dapat terfasilitasi dengan baik.
f.    Anggota keluarga mungkin akan lebih bersemangat untuk menerima dan mempelajari hal-hal yang dapat meningkatkan atau menunjang kesehatannya karena aplikatif dan sesuai dengan kondisi di rumah.
g.   Dapat memperpendek masa rawat di rumah sakit sehingga biaya perawatan dapat menurun
h.   Menurunkan nosocomial infection.
a.    Biaya perjalanan perawat atau pemberi pelayanan kesehatan di rumah mahal.
b.    Kurang efisien dari praktek keperawa-tan bersama atau kunjungan klien ke ruang rawat.
c.    Distraksi misalnya : anak-nak dan suara TV sulit untuk dihindari.
d.   Keamanan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan tidak begitu terjaga.


B.     Aplikasi Teori pada Praktek Keperawata di Rumah
1.      Tipe Pelayanan Kesehatan di Rumah
a.          Profesional
Praktek keperawatan profesional berdasarkan standar profesi dan ketentuan hukum/regulasi, landasan teori ilmiah yang dikembangkan melalui penelitian/fakta (evidence based) diberikan oleh perawat profesional yang memiliki izin praktek (lisensi) dan sertifikat, dikenal dngan “Hom Health Nursing”.
b.         Tehnikal
Pelayanan kesehatan di rumah diberikan sesuai produk (hasil yang ditawarkan kepada klien masyarakat, berupa peralatan atau non keperawatan). (Humprey, 1988 dikutip dari Smith dan Maurer, 1995, hal 778)

Tipe-tipe Agensi
a.       Official agencies : dikelola oleh pemerintah
b.      Voluntary agencies : diklola oleh LSM, sumber-sumber dana berasal dari donatur, sumbangan, kontribusi dari United Ways, pembayaran daro pertisipant (contoh : medicare, medicaid, dan asuransi swasta)
c.       Private agenies : dikelola oleh swasta.
d.      Hospital based agencies : dikelola oleh RS sebagai lanjutan dari keperawatan rumah sakit
e.       Home Care Aide Agencies
f.       Certified Hospice Agencies.

Tipe-tipe Pelayanan
a.       Perawatn orang sakit
b.      Pelayanan kesehatan masyarakat
c.       Pelayanan spesialisasi perawatan di rumah.

Tipe-tipe Pemberi Perawatan di Rumah
a.       Home Health Care                         e.   Terapis wicara
b.      Dojter                                            f.    Pekerja kesehatan sosial
c.       Terapis fisik                                   g.   Home Care Aide
d.      Terapis okupasi                              h.   Karyawan kantor

2.      Persyaratan Klien Untuk Menerima Pelayanan Keperawatan di Rumah
a.       Mempunyai keluarga / pihak lain yang akan bertanggung jawab atau menjadi wali dari pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola maupun klien.
b.      Bersedia menandatangani persetujuan (inform consent) setelah syarat-syaratnya disepakati bersama.
c.       Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan di rumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab dan haknya dalam menerima pelayanan.
3.      Mekanisme Keperawatan Kesehatan di Rumah
a.       Klien pasca rawat inap atau rawat jalan diperiksa terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk dirawat di tempat tinggal mereka atau tidak.
b.      Pengkajian dilakukan oleh koordinator harus bersama-sama klien dan keluarga. Lalu akan dilakukan perencanaan dan kesepakatan bersama pelayanan apa saja yang akan diterima oleh klien.
c.       Selanjutnya klien akan menrima pelayanan dari pelaksana pelayanan. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus.
d.      Secara periodik koordinator kasua akan melakukan monitoring dan evaluasi tentang pelayanan yang diberikan dan dilaksanakan apakah sesuai dengan kesepakatan atau belum.
4.      Pengawasan Infeksi di Rumah
a.       Tujuan untuk keselamatan klien dan perawat
b.      Universal precaution
c.       Infection control depent on patient disease
d.      Diskusi pencegahan infeksi yang dapat dilakukan di rumah (Just take a look at Smith & Maurer, 1995)
5.      Pendidikan Kesehatan Pada Klien di Rumah
a.       Prinsip pendkes disesuaikan dengan materi pendidikan kesehatan yang telah dipelajari.
b.      Fokus pada 5 tugas kesehatan keluarga
c.       Role play cara pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga.
6.      Pemberian Pelayanan Keperawatan di Rumah
Tanggung Jawab Home Care Nurse
a.       Direct care
b.      Documentation
c.       Koordinator dan manajer kasus
d.      Penentu dari kemampuan finansial klien.
e.       Penentu frekuensi dan durasi perawatan
f.       Klien advocacy

Prinsip-prinsip Home Health Nursing
a.       Memberikan asuhan keperawatan berkualitas pada klien di lingkungan rumahnya dengan waktu intermitten atau parttime.
b.      Keluarga/care giver, lingkungan rumah. Komunitas → elemen kritikal keberhasilan rencana asuhan keperawatan.
c.       Prinsip praktek : cost efektif dan kualitas pelayanan, tatanan lebih kondusif mencapai kepuasan klien.
d.      Keberhasilan manajemen self care di rumah sangat ditentukan oleh kooperatif dan kebulatan tekad klien dan care giver untuk hidup sehat.
e.       Kualitas asuhan klien → pendidikan multi displin → case manajer
f.       Menyediakan restorasi, rehabilitasi, dan paliatif → self care manajemen
g.      Mengembangkan kompetensi klien / care giver : pengambilan keputusan dan penilaian dalam manajemen self care di rumah
h.      Membantu penyesuaian, mekanisme koping terhadap perubahan gaya hidup, peran dan konsep diri sebagai hasil dari sakit dan ketidakmampuan.
i.        Mengintegrasikan kembali klien / care giver dalam sistem pendukung keluarga, masyarakat, sosial.

Lingkup Praktek Keperawatan di Rumah
a.       Melakukan keperawtan langsung, profesional dan komprehensif
b.      Melakukan dokumentasi pelayanan yang telah diberikan
c.       Pengelolaan oleh manajer kasus dan koordinator pelayanan
d.      Pelayanan diberikan di rumah, waktu frekuensi dan lama disepakati bersama, diperoleh melalui rujukan atau permintaan langsung.
e.       Menentukan biaya pelayanan / asuhan dan siapa yang bertanggung jawab terhadap pembiayanan.

C.    Proses Kasus dan Strategi Kepemimpinan Bagi Perawat
Definisi
Proses manajemen kasus adalah suatu proses kolaborasi yang meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi, koordinasi, monitor, dan evaluasi dari pelayanan untuk kebutuhan kesehatan individu dan keluarga melalui komunikasi dan menggunakan sumber-sumber yang ada untuk meningkatkan keefektifan biaya dan hasil dari asuhan keperawatan (CMSA, 1995)

Tujuan
a.       Client and family centered
b.      Coordinated
c.       Collaborative and cooperative
d.      Outcome ariented
e.       Resources efficient

Peran
a.       Case finding                            f.   Conselor
b.      Advocad                                 g.   Fasilitator
c.       Coordinator                             h.   Colaborator
d.      Pelaksana                                 i.    Modificator
e.       Health educator                       j.    Supervisor

MAKALAH MASALAH-MASALAH PADA LANSIA



Hal-hal lain yang perlu dikaji meliputi permasalahannya pada :
1.      Mulut dan gigi
Gigi menjadi ompong yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit periodontal, sehingga gusi menjadi atrofi secara prograsif; mulut kring sehingg air liur mudah mengental.
2.      Kulit
Masalah yang sering muncul adalahgatal-gatalm kulit kering danmudah terluka.
3.      Ekstremitas atas dan bawah
Kulit kaki dan tangan kering, terjadi penebalan pada daerah yang tertekan, beberapa bagian kulit bahkan menipis, kulit terkelupas, pecah-pecah dan mudah tergores. Selain itu juga berbagai kelainan pada kuku seperti lapisan tanduk yang semakin mengeras, hipertropi kuku atau kuku yang merusak jaringan lunak dibawahnya.
4.      Mobilitas
Masalah mobilitas pada usia lanjut biasanya akibat faktor sekunder, misalnya keterbatasan pergerakan klien yang terjadi akibat beratnya penyakit atau kompleksitas dari gangguan fungsi tubuhnya. Untuk itu perlu dikaji kemampuan lama dan jenis aktivitas yang dapat dilakukan serta waktu yang digunakan untuk bristirahat setelah menjalani aktivitas tertentu.


5.      Eliminasi
Konstipasi, inkontinensia urin dan atau fekal, diare merupakan keluhan utama klien usia lanjut yang paling menonjol. Maka hal yang perlu dikaji adalah : frekuensi dan pola defekasi, penggunaan laxative atau nema, pola diet, masukan dan keluaran cairan, aktivitas klien, integritas kulit sekitar anus serta mengidentifikasi faktor penyebab munculnya masalah eliminasi.
6.      Penglihatan
Ketidakmampuan melihat secara jelas merupakan masalah yang selalu muncul bahkan klien dapat mengalami kehilangan fungsi penglihatan, glaukoma dan katarak. Hal yang perlu dikaji adalah jenis alat bantu pnglihatan yang digunakan serta pemeriksaan fisik pada mata sesuai dengan masalah yang muncul.
7.      Pendengaran
Penurunan atau menghilangnya fungsi mendengar juga kerap muncul seiring dengan bertambahnya usia. Sehingga perlu diketahui adakan alat bantu pendngaran yang digunakan klien.
8.      Jantung dan Pembuluh darah
Peningkatan TD (hipertensi), hipotensi orthostatis, penyakit jantung koroner atau bahkan gagal jantung merupakan penyakit yang lazim terjadi pada klien usia lanjut. Perubahan hemodinamik, pola diet, nyeri dada, kembung, bingung, sesak nafas, palpitasi, vertigo bahkan sinkop merupakan data-data yang perlu dikumpulkan oleh perawat.
Penyakit kardiovaskuler yang menjadi pembunuh pertama di negara-negara  industri maju makin naik prevalensinya di negara-negara sedang berkembang sejalan dengan kemajuan dan kemakmuaran yang dinikmatinya, termasuk di Indonesia.sebab terutama ksakitan dan kematian pada para lansia ini adalah penyakit jantung koroner, penyakit jantung hipertensif, penyakit jantung pulmulmonik,kardiomiopati dsb. Dengan komplikasi-kompliksi berupa gagal jantung kongestif, aritmia kordis, perkapuran katup jantung dsb.
Perubahan anatomik, fisiologik pada orang lansia, serta macam-macam penyakt jantung yang telah disebut di atas, secara terinci dengan faktor resiko-resikonya yang beraneka ragam, merokok, hipertensi, dislipidemi, DM.
Tujuan utama pengobatan ialah menghindari disabilitas dan mortalitas prematur, mempertahankan fungsi dan perbaikan kulaitas hidup. Pengetahuan mengenai pengaruh usia dan farmakokinesi dan farmakodinamik dan interaksi obat-obat yang banyak harus dikuasai betul.

9.      Pernafasan
Pnemonia dan obstruksi paru menahun juga merupakan masalah kesehatan pada sistem respirasi yang menonjol bagi usia lanjut. Untuk itu perlu diketahui adanya batuk, kesulitan mengeluarkan dahak, mudah lelah, lemah, BB menurun, tidak nafsu makan dll.
Usia lanjut bukanlah penyakit, tetapi merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadpa stress atau pengaruh lingkungan. Proses menua melandasi berbagai kondisi yang terjadi pada usia lanjut (Kumar etal, 1992)
4 kriteria suatu kemunduran fungsi tubuh yang harus dipenuhi (Wijayakusumah, 1992) :
a.       Kemunduran fungsi dan kemampuan tubuh harus bersifat universal, artinya umumnya terjadi pada setiap orang
b.       Proses menua disebabkan oleh faktor instrinsik, yang berarti perubahan fungsi sel dan jaringan disebabkan oleh penyimpangan yang terjadi dalam sel dan bukan oleh faktor lain.
c.       Proses menua terjadi secara prorasif, berkelanjutan, berangsur lambat dan tidak dapat berbaik lagi.
d.      Proses menua bersifat proses kemundurn / kerusakan (injury).

Penyakit paru yang sering ditemukan pada usia lanjut adalah : infeksi saluran nafas bagian bawah (khususnya pnemonia), tuberkulosis paru, PPOM dan karsinoma paru pada usia lanjut.
10.  Endokrin
Diabetes melitus dn penyakit tiroid kerap merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemui pada usia lanjut. Tanda dan gejala terhadap kehilangan atau meningkatnya BB, hilangnya atau meningkatnya nafsu makan, sesak nafas, palpitasi, tremor, kelemahan atau adanya intoleransi terhadap perubahan cuaca dingin atau panas.
Proses menua sering dihubungkan dengan penurunan berbagai faal tubuh, antara lain : faal endokrin. Namun tidak semua benar, banyak keadaan yang harus diperhatikan dalam menilai kelainan endokrin usia lanjut, misalnya cara pendekatan, interpretasi hasil alboratorium, interpretasi gejala klinis maupun pemberian obat.
Beberapa kelainan yang sering terjadi dibahas disini, yaitu DM, kelaian tiroid : hipertiroid, hipotiroid, kanker tiroid, hormon sek pada pria maupun wanita serta pengobatan hiperkolesterolemia pada usia lanjut.

11.  Nyeri
Nyeri merupakan pengalaman subjektif bagi setiap individu. Nyeri pada usia lanjut dirasakan 2x lebih berat dibandingkan usia muda (Luckman, 1997).
Data yang perlu dikumpulkan adalah skala nyeri, pernyataan rasa nyeri, menangis, mengerang kesakitan, agitasi, lemah, dan tampak tertekan disamping adanya prubahan TTV.

12.  Depresi
Perasaan tidak berdaya muncul akibat hilangnya berbagai fungsi organ tubuh oleh karena bertambahnya usia. Sulit berkosentrasi, merasa sedih dan pesimis, kesulitan atau terlalu banyak tidur, kelebihan atau kehilangan BB, hilangnya minat melakukan aktivitas, berfikir untuk mati atau bunuh diri dan menurunnya motivasi serta energi merupakan tanda-tanda bagi klien yang mengalami depresi.

13.  Demensia
Demensia ditandai dengan adanya gangguan berbahasa, kehilangan daya ingat terutama ingatan jangka pendek, gangguan dalam memberikan alasan yang abstrak, sangat tergantung dengan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari serta tidak mampu untuk berkomuniksi dengan jelas secara lengkap dan ekspresif.
14.  Kelainan hematologi usia lanjut
Anemia kekurangan zat besi pada golongan usia lanjut selalu disebabkan karena kehilangan darah. Oleh karena itu, dalam pengelolaan harus dicari penyebab perdarahan terutama dari sistem gastro intestinal. Anemia pernisiosa, defisiensi vitamin B12 dan asam folat merupakan penyebab anemia megaloblastik pada usia lanjut.
Penyebab kekurangan B12 pada usia lanjut adalah gastrektomi, kelainan ileum (Crohn, tuberkulosis, limfoma, fistel); sedangkan penyebab kekurang asam folat pada usia lanjut adalah diet khusus, reseksi djedjenum, anemia hemolitik kronik, keganasan, penyakit inflamasi kronik dialisis, penggunaan obat yang merupakan antagonis penggunaan asam folat. Gejala klinik anemia defisiensi Vit. B12 merupakan kombinsi antara anemia megaloblastik dan gangguan neuropati. Leukimia Mielositik (LMA) sering terjadi pada golongan usia lanjut. Prognosis LMA pada usia lanjut lebih jelek karena adanya 2 fakto, yaitu :
a.       Penurunan toleransi terhadap kemoterapi, yang mengakibatkan tingginya awal akibat infeksi.
b.      Akibat tingginya angka kejadian leukimia sekunder, yang merupakan transpormasi dari sindroma mielodisplasia. Leukimia sekonder ini resisten terhadap kmeoterapi.

Sindroma meilodisplasia merupakan preleukimia. Terutama mengenai golongan usia lanjut, dengan median umur untuk laki-laki 74,1 thun, wanita 78,2 tahun. Penyakit ini digolongkan menjadi 5 subtipe, yakni :
a.       Anemia refrakter
b.      Anemia refrakter dengan cincin sideroblast
c.       Anemia refrakter dengan hitung sel blas yang meningkat
d.      Anemia refrakter dengan hitung sel blas yang meningkat dalam transpormasi.
e.       Leukimia mielomonositik kronik.

Mielo multiple merupakan keganasan sel plasma yang terjadi di sumsum tulang, tetapi juga di luar sumsum tulang. Kelainan patologi dapat sebagai akibat sel plasma ganas sendiri seperti : destruksi tulang, hiperkalsemia, anemia, leukopenia dan trombo-sitopenia, atau sebagai akibat protein abnormal yang diproduksi oleh sel plasma ganas terebut seperti sindroma hipervikositas dan ganggua fungsi ginjal.

15.  Persyarafan
Stroke merupakan gangguan yang terutama menyerang usia lanjut. Patologi dasar dari stroke adalah suatu kelainan sebagai akibat berbagai faktor resiko yang kemudian mengarah pada terjadinya 2 jenis kelainan utama stroke, yaitu penyumbatan baik oleh suatu trombus atau emboli yang menyebabkan terjadinya stroke iskemik, dan pecahnya suatu anerisma atau penipisan dinding arteri (atau cabangnya) yang mengakibatkan terjadinya suatu stroke homragik. Morbiditas dan mortalitas akibat stroke disebabkan oleh kelainan di otak dan kelainan iskemik baik sebagai faktor resiko maupun sebagai komplikasi dari stroke.

16.  Gastrointestinal
Proses menua membaw banyak perubahan pada usia lanjut. Pada sistem gastrointestinal, mulai dari gigi-geligi sampai ke kolon / rektum. Oleh karena gangguan pada sistem gastrointestinal sering kali menyebabkan gangguan nutrisi yang kemudian secara berantai menyebabkan penurunan daya tahan tubuh.

17.  Sebab-sebab Gangguan Reumatik/Muskuloskeletal pada usia lanjut
Reumatik merupakan sindroma. Pada usia lanjut, sebab-sebab gangguan rematik / muskuloskeletal  dapat dikelompokkans ebagai berikut :
a.       Mekanik           : -    Penyakit sendi degeneratif (osteoartritis)
-          Stenosis spinal
b.      Metabolik        : osteoporosis, myxedema, penyakit paget.
c.       Berkaitan dengan penyakit keganasan :
-          Atropati karsinomatosa ate neuromipati
-          Dermatomiositis, osteoartropati, hipertropika.
d.      Pengaruh obat :
-          Diuretika – gout
-          Lupus eritromatosis
-          Osteopeni, miopati karena kortikosteroid
e.       Radang :
-          Polymyalgia rheumatica
-          Temporal (giant cell) artritis
-          Gout.