BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi masih cukup rawan dibeberapa wilayah
Indonesia, terutama di wilayah pemukiman kumuh daerah perkotaan, wilayah yang
sering dilanda musim kering (NTB dan NTT). Dimana kondisi masyarakat tersebut
banyak yang kekurangan gizi, banyak balita yang terkena gizi buruk. Gizi buruk
/ gizi kurang sering terjadi karena makanan yang tidak seimbang, terutama dalam
hal protein.
Protein sangat penting untuk membantu pertumbuhan
anak-anak, dan meningkatkan daya tahan tubuh mereka. Dan juga kelebihan protein
juga akan menimbulkan penyakit, seperti kwashiorkor, marasmus, dan obesitas.
Oleh karena itu, selain untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah “Dasar-Dasar Ilmu Gizi” ini, penulis mengangkat judul tentang
Protein, karena protein merupakan zat paling penting yang harus ada dalam tubuh
manusia. Tapi masih banyak juga kasus kekurangan energi protein (KEP). Disini
penulis tertarik untuk lebih mendalami tentang protein.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
protein?
2.
Bagaimana Klasifikasi dan Metabolisme Protein?
3.
Apa
saja Komposisi Kimia Protein?
4.
Apa saja Fungsi Protein?
5.
Bagaimana perbedaan
masyarakat kota dan desa?
6.
Apa yang dimaksud dengan
kebudayaan dan kompenen ruang lingkup kebudayaan?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum.
1. Tujuan Umum.
Agar
mahasiswa dan pembaca mengerti tentang pentingnya protein untuk tubuh kita.
2. Tujuan Khusus.
a.
Mengemukakan permasalahan tentang
protein
b.
Menjabarkan kadar dan fungsi protein
bagi manusia
c.
Memberitahu kepada mahasiswa sumber
protein
d.
Menjelaskan akibat dan kekurangan protein
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Istilah protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos
, yang berarti yang utama atau yang didahulukan. Kata ini di perkenalkan oleh
ahli kimia Belanda,
gerardus mulder (1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang
paling penting dalam setiap organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan
merupakan bagian terbesar tubuh setelah air. Seperlima bagian tubuh adalah
protein separohnya ada didalam otot, seperlima dalam tulang dan tulang rawan, Sepersepuluh dalam kulit dan selebihnya dalam jaringan lain
dan cairan tubuh. Disamping itu,
asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor, sebagian besar
koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekuk esensial untuk kehidupan.
Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat
digantikan oleh zat kimia lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan
jaringan tubuh.
Protein merupakan zat gizi yang paling penting.
Karena yang paling erat hubungannya dengan proses kehidupan. Didalam sel protein terdapat protein
struktural maupun protein metabolik. Molekul protein mengandung unsur-unsur C,H,O dan unsur khusus yang terdapat didalam
protein dan tidak terdapat didalam molekul karbohidrat maupun lemak yaitu
nitrogen (N).
Protein adalah senyawa kompleks yang tersusun atas
unsur-unsur C,H,O dan N. Namun demikian ada pula protein yang mengandung unsur
S dan P.
Kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim
protease. Enzim protease baru terdapat dalam lambung, yaitu pepsin yang
mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton.
Kemudian, tripsin dalam usus duabelas jari yang
berasal dari pankreas mengubah sisa protein yang belum sempurna menjadi
albuminosa dan pepton. Dalam usus halus, albuminosa dan pepton seluruhnya
diubah oleh enzim pepsin menjadi asam-asam amino yang siap untuk diserap.
Protein yang telah di ubah kedalam bentuk asam amino
mempunyai sifat larut dalam air. Seperti halnya hidrat arang, asam amino yang
mudah larut dalam air ini juga dapat diserap secara pasif dan langsung memasuki
pembuluh darah.
Ketika protein mengalami hidrolisis total, akan
dihasilkan sejumlah 20-24 jenis asam amino, tergantung dari cara
menghidrolisisnya. Ada 3 cara yang dapat ditempuh untuk menghidrolisis protein
yaitu hidrolisis asam, hidrolisis alkalis, dan hidrolisis enzimatik.
Struktur umum asam
amino terdiri atas beberapa bagian:
1.
Gugusan amino
2.
Gugusan karboksil
3.
Gugusan sisa molekul (molecular rest)
Perbedaan asam amino yang satu dengan yang lainnya
terletak pada struktur sisa molekul R. Asam amino yang tidak dapat disintesis
oleh tubuh disebut asam amino esensial. Untuk orang dewasa terdapat 8 jenis
asam amino esensial, yaitu lisin, leusin, isoleusin, valin, treonin,
fenilalanin, metionin, triptofan, sedangkan untuk anak-anak yang sedang tumbuh,
ditambahkan dua jenis lagi, ialah histidin dan arginin. Dalam molekul protein,
asam-asam amino saling dirangkaikan melalui reaksi gugusan karboksil asam amino
yang satu dengan gugusan amino dari asam amino yang lain, sehingga terjadi
ikatan yang disebut ikatan peptida.
B.
Klasifikasi
dan Metabolisme Protein.
Protein terdapat dalam
bentuk serabut (fibrous), globular, dan kunjngsi.
1.
Protein dalam bentuk serabut.
Terdiri atas beberapa rantai
peptida berbentuk spiral dan terjalin satu sama lain, sehingga menyerupai batang yang kaku.
Karakteristiknya :
·
Rendah daya larutnya.
·
Mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
·
Tahan terhadap enzim pencernaan.
Contoh protein serabut : Kolagen, elastin, keratin, miosin.
2.
Protein globular.
Karakteristiknya :
·
Berbentuk bola.
·
Larut dalam larutan garam dan asam
encer.
·
Mudah berubah dalam pengaruh suhu.
·
Konsentrasi garam mudah mengalami
denaturasi.
Contoh : Albumin, globumin, histon, protamin.
3.
Protein konjungsi.
Merupakan protein sederhana yang
terikat dengan bahan-bahan non asam amino (gugus prostetik).
Contoh : Nukleoprotein, lipoprotein,
fosfoprotein, metaloprotein.
Metabolisme
protein.
Pada umumnya
protein diserap dalam bentuk asam amino dan bersama-sama dengan darah dibawa ke
hati, kemudian dibersihkan dari toksin. Proses masuknya asam amino dapat di
katakan tidak bersifat dinamis dan selalu di perbaharui. Asam amino yang masuk
tidak sebanding dengan jumlah asam amino yang diperlukan untuk menutupi
kekurangan amino yang dipakai oleh tubuh.
C.
Komposisi
Kimia Protein.
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat
molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas
rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan
peptida. Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam
hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya.
Asam amino terdiri atas atom karbon yang terikat
pada satu gugus karboksil (-COOH), satu gugus amino (-NH2), satu atom hidrogen
(-H) dan satu gugus radikal (-R) atau rantai cabang, sebagaimana tampak pada gambar
berikut :
Pada umumnya asam amino yang diisolasi dari protein
hididroksilat alfa-asam amino, yaitu gugus karboksil dan amino terikat pada
atom karbon yang sama.
Yang membedakan asam amino satu sama lain adalah
rantai cabang atau gugus –R nya.
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat
molekul antara lama ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas
rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan
peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan
nitrogen; beberapa asam amino disamping itu mengandung unsur-unsur fosfor,
besi, iodium, dan kobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein akan tetapi
tidak terdapat didalam karbohidratdan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari
berat protein.
Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat
dan lemak dalam hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang
membentuknya. Berat molekul protein bisa mencapai empat puluh juta; bandingkan
dengan berat molekul glukosa yang besarnya 180. Jenis protein sangat banyak,
mungkin sampai 1010-1012. Ini dapat dibayangkan bila diketahui bahwa protein
terdiri atas sekian kombinasi berbagai jenis dan jumlah asam amino. Ada dua
puluh jenis asam amino yang diketahui sampai sekarang yang terdiri atas
sembilan asam amino esensial (asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan
harus didatangkan dari makanan) dan sebelas asam amino nonesensial.
D.
Fungsi
Protein.
Fungsi protein
didalam tubuh sangat erat hubungannya dengan hayat hidup sel. Selain itu,
protein juga berfungsi sebagai zat pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba
dan zat toksik lain yang datang dari luar dan masuk kedalam milieu interior
tubuh. Protein juga sebagai zat pengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk
enzim dan hormon.
Protein sangat berperan penting untuk pertumbuhan
manusia dan terdapat dalam semua makhluk hidup. Jadi tanpa adanya protein
tidaklah dapat dibentuk sel makhluk hidup.
Menurut sumber lain
yang penulis peroleh, dapat kita lihat fungsi protein lainnya, antara lain sebagai berikut :
1.
Untuk membangun sel jaringan tubuh
seorang bayi yang lahir dengan berat badan 3 kg.
2.
Untuk mengganti sel tubuh yang aus atau
rusak.
3.
Untuk membuat air susu, enzim dan hormon
air susu yang diberikan ibu kepada bayinya dibuat dari makanan ibu itu sendiri.
4.
Membuat protein darah, untuk
mempertahankan tekanan osmose darah.
5.
Untuk menjaga keseimbangan asam basa dari
cairan tubuh.
6.
Sebagai pemberi kalori.
7.
Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan.
8.
Untuk pembentukan ikatan-ikatan esensial
tubuh.
9.
Untuk mengatur keseimbangan air dalam
tubuh.
10.
Untuk memelihara netralitas tubuh.
11.
Untuk pembentukan antibodi.
12.
Untuk mengangkat zat-zat gizi.
13.
Sebagai sumber energi.
Oleh karena itu, protein sangat berperan penting
dalam tubuh manusia, karena bila
manusia tidak cukup protein, maka mereka akan dapat menderita gizi kurang
bahkan gizi buruk.
E.
Sumber
protein.
Sumber protein untuk
manusia ada 2, yaitu :
- Sumber protein hewani.
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang
baik, dalam jumlah maupun mutu. Sumber
protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat dalam seperti hati,
pankreas, ginjal, paru, jantung, jeroan, susu, telur dan ikan. Ayam dan jenis
burung lain merupakan sumber protein yang berkualitas baik.
- Sumber protein nabati.
Sedangkan
protein nabati terdapan dalam biji-bijian, kacang-kacangan dan gandum. Satu
gram protein mampu menghasilkan energi 4,1 kalori.
F.
Kebutuhan
Protein Bagi Manusia.
Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan
dengan cara menghitung jumlah protein yang diganti dalam tubuh. Ini bisa
dilakukan dengan menghitung jumlah unsur nitrogn (zat lemas) yang ada dalam
protein makanan dan menghitung pula jumlah unsur nitrogen yang dikeluarkan tubuh
melalui air seni dan peses. Penggunaan
protein dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga dalam prakteknya jumlah protein itu belum dapat memenuhi
kebutuhan. Sebabnya antara lain :
·
Kadar protein 18,75 gram itu dalam tubuh
akan menyebabkan beberapa reaksi kimia yang tidak bisa berlangsung dengan baik.
·
Kecernaan protein itu sendiri. Tidak semua
bahan makanan yang mengandung serat-serat proteinnya bisa diambil tubuh. Karena
adanya serat-serat ini, enzim-enzim tidak bisa masuk untuk memecah protein.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka ditetapkan
bahwa kebutuhan protein bagi seorang dewasa adalah 1 gram untuk setiap kilogram
berat badannya setiap hari. Untuk anak-anak yang sedang tumbuh, diperlukan
protein yang lebih banyak, yaitu 3 gram tiap satu kilogram berat badannya.
Disamping itu,
mengingat adanya protein sempurna dan tidak sempurna berdasarkan jumlah dan
macam-macam asam amino yang ada dalam makanan, maka untuk menjamin agar tubuh
benar-benar mendapatkan asam amin dalam jumlah dan macam yang cukup, sebaiknya
untuk orang dewasa seperlima dari protein yang diperlukan haruslah protein yang
berasal dari hewan, sedangkan untuk anak-anak sepertiga dari jumlah protein
yang mereka perlukan.
Makanan
|
Kadar
|
Beras setengah giling
|
7,6 gram
|
Jagung kuning
|
9,2 gram
|
100 gram terigu
|
11 gram
|
Singkong dan gaplek
|
1,5 gram
|
100 gram umbi jalar
|
1,8 gram
|
100 gram tepung sagu
|
1,44 gram
|
Daging ayam
|
18,2 gram
|
Daging sapi
|
18,8 gram
|
Telur ayam
|
12,8 gram
|
Tabel
2.1
Kandungan
Protein Dalam Sejumlah Makanan
Tabel 2.2
Angka
kecukupan protein menurut kelompok umur.
G.
Akibat
Kekurangan dan Kelebihan Protein.
1. Kekurangan protein.
Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat
sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan
Kwasiorkor pada anak-anak dibawah lima tahun (balita). Kekurangan protein
sering ditemukan secara bersamaan dengan. kekurangan energi yang menyebabkan
kondisi yang dinamakan Marasmus.
a.
Kwashiorkor.
Istilah kwashiorkor pertamakali diperkenalkan oleh
Dr. Cecily Williams pada tahun 1933, ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana,
Afrika. Dimana dalam bahasa Ghana kwashiorkor artinya penyakit yang diperoleh
anak pertama, bila anak kedua sedang ditungu kelahirannya.
Kwashiorkor lebih
banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi pada anak
yang terlambat menyapih, sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang
terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadi pada
konsumsi energi yang cukup atau lebih.
Gejala :
·
Pertumbuhan terhambat.
·
Otot-otot berkurang dan lemah.
·
Udema.
·
Muka bulat seperti bulan (moonface)
·
Gangguan psikimotor.
Ciri khas dari kwashiorkor yaitu terjadinya edema di
perut, kaki dan tangan. Kehadiran kwashiorkor erat kaitannya dengan albumin
serum. Pada kwashiorkor gambaran klinik anak sangat berbeda. Berat badan tidak
terlalu rendah, bahkan dapat tertutup oleh adanya udema, sehingga penurunan
berat badan relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila pengobatan udema
menghilang, maka berat badan yang rendah akan mulai menampakkan diri. Biasanya
berat badan tersebut tidak sampai dibawah 60 % dari berat badan standar bagi
umur yang sesuai.
Ciri-ciri
:
·
Rambut halus, jarang, dan pirang
kemerahan kusam.
·
Kulit tampak kering (Xerosis) dan
memberi kesan kasar dengan garis-garis permukaan yang jelas.
·
Di
daerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang menunjukkan
hyperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam lembar yang besar,
meninggalkan dasar yang licin berwarna putih mengkilap.
·
Perut anak membuncit karena pembesaran
hati.
·
Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat
perlemkan sel-sel hati.
b.
Marasmus.
Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti
wasting/ merusak. Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan
pertama), karena terlambat diberi makanan tambahan. Hal ini dapat terjadi
karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak
higienis atau sering terkena infeksi. Marasmus berpengaruh dalam waktu yang
panjang terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki.
Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat
banyak di antara kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar negara sedang
berkembang dan lebih banyak dari kwashiorkor.
Gejala
:
·
Pertumbuhan terhambat.
·
Lemak dibawah kulit berkurang.
·
Otot-otot berkurang dan melemah.
·
Erat badan lebih banyak terpengaruh dari
pada ukuran kerangka, seperti : panjang, lingkar kepala dan lingkar dada.
·
Muka seperti orang tua (oldman’s face).
Pada penderita marasmus biasanya tidak ada
pembesaran hati (hepatomegalia) dan kadar lemak serta kolesterol didalam darah
menurun.
Suhu badan juga lebih rendah dari suhu anak sehat,
dan anak tergeletak in-aktif, tidak ada perhatian bagi keadaan sekitarnya.
- Kelebihan Protein.
Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh.
Makanan yang tinggi proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan
obesitas. Diet protein tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat
badan kurang beralasan. Kelebihan dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada
bayi. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme
dan mengeluarkan kelebihan nitrogen.
Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis,
dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini
dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau formula dengan konsentrasi tinggi,
sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB. Batas yang dianjurkan untuk
konsumsi protein adalah dua kali angaka kecukupan gizi (AKG) untuk protein.
H.
Penyakit
Gizi Yang Berhubungan dengan Protein
Ada dua jenis penyakit gizi yang berhubungan dengan
protein yaitu penyakit yang berdasarkan defisiensi protein dan berdasarkan
kelainan sintesis serta metabolisme protein.
Penyakit kurang kalori dan protein
(KKP/PCMPEM)
Defisiensi protein secara ekstrim dengan kalori yang
relatif mencukupi. Dalam hal ini akan terjadi penyakit dengan gambaran klinis
yang disebut kwashiorkor. Pada marasmus penderita sangat kurus dengan sebutan
tinggal tulang dan kulit. Kasus yang terbanyak adalah campuran kedua gambaran
klinis diatas, disebabkan oleh kekurang energi dan protein sekaligus. Keadaan
campuran ini disebut marasmik kwashiorkor, dan inilah yang disebut KKP. Penderita
mempunyai berat badan dibawah standar pada umurnya, tetapi mungkin tidak
terlalu jauh dari bawah.
Penyakit penyerta
Penyakit penyerta ini biasanya berupa infeksi, penyakit
infeksi yang sering dijumpai sebagai penyakit penyerta pada penderita KKP
adalah:
1.
Penyakit infeksi saluran pernapasan,
terutama bagian atas
2.
Penyakit infeksi saluran pencernaan,
dengan gejala mencret, dan
3.
Berbagai penyakit anak secara umum juga
meningkat, baik dalam morbiditas maupun mortalitas.
Terapi
Penatalaksanaan dilakukan terhadap gejala penyakit
infeksi yang akut dahulu, seperti kejang-kejang, dehidrasi dan diare.
Realimentasi dilakukan dengan makanan cair, yang mengandung cukup kalori,
vitamin dan protein serta komponen gizi lainnya. Konsentrasi zat-zat dapat
dimulai parsial, misalnya mulai dengan pengenceran ½ atau ¼ dan secara
bertingkat dinaikkan sehingga konsentrasi penuh.
I.
Upaya
Penanggulangan.
Untuk menanggulangi kekurangan / kelebihan protein,
maka dapat dilakukan upaya penanggulangan sebagai berikut :
·
Pemantauan status gizi (PSG) masyarakat.
·
Pemberian makanan tambahan (PMT).
·
Pemantauan garam beryodium.
·
Pemberian kapsul vit. A
·
Pemberian tablet Fe.
·
Pengumpulan data KADARZI.
J. Pencegahan Kekurangan Energi
Protein.
Kekurangan energi protein disebabkan oleh
multifaktor yang saling terkait sinergis secara klinis maupun lingkungan atau
masyarakat. Pencegahan hendaknya meliputi seluruh faktor secara simultan dan
konsisten. Walaupun kekurangan energi protein tidak sepenuhnya dapat
diberantas, tanpa harus menunggu, dapat segera dilaksanakan beberapa tindakan untuk
mengatasi keadaan:
- Mengendalikan penyakit infeksi, khususnya diare:
a.
Sanitasi: personal, lingkungan terutama
makanan dan peralatannya.
b.
Pendidikan: dasar kesehatan dan gizi.
c.
Program imunisasi.
d.
Pencegahan penyakit yang erat dengan lingkungan
antara lain: TBC, nyamuk (malaria, DHF), parasit (cacing).
- Memperkecil dampak penyakit-penyakit infeksi terutama diare di wilayah yang sanitasi lingkungannya belum baik. Diare merupakan penyakit endomo-epidemik yang menjadi salah satu penyebab bagi malnutrisi. Dehidrasi awal dan re-feeding secepat mungkin merupakan pencegahan untuk menghindari bayi malnutrisi atau kekurangan energi protein.
- Deteksi dini dan manajemen kekurangan energi protein awal atau ringan:
a.
Memonitor tubuh kembang dan status gizi
balita secara kontinyu. Misalnya dengan tolok ukur KMS.
b.
Perhatian kusus untuk faktor “resiko
tinggi” yang akan berpengaruhkelangsungan status gizi (antara lain: kemiskinan,
ketidaktahuan, adanya penyakit infeksi).
- Memelihara status gizi anak
a.
Dimulai sejak dalam kandungan, ibu hamil
dengan gizi yang baik, diaharapkan akan melahirkan bayi dengan status gizi yang
baik pula.
b.
Setelah lahir segera beri air susu ibu
eksklusif sampai usia 4 atau 6 bulan.
c.
Pemberian makanan pendamping air susu
ibu bergizi, mulai usia 4 atau 6 bulan secara bertahap sampai anak dapat
menerima menu lengkap keluarga.
d.
Memperpanjang masa menyusui (prolong
lactation) selama ibu dan bayi menghendaki.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan.
Dari makalah diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa protein
sangatlah penting, terutama bagi pertumbuhan. Disamping itu protein merupakan
zat utama dalam membantu tumbuh kembang anak. Sehingga apabila anak cukup
asupan proteinnya, maka anak akan tumbuh sehat, jauh dari gizi kurang dan tidak
terjadinya gangguan tumbuh kembang.
Selain itu, protein merupakan penghasil energi
terbesar. Dengan adanya protein dalam tubuh, maka tubuh akan merasa tetap
segar. Tetapi yang harus diperhatikan asupan protein untuk tubuh haruslah
seimbang, tidak boleh kekurangan dan tidak bileh pula kelebihan. Karena
kelebihan atau kekurangan asupan protein dapat menimbulkan penyakit, seperti :
kwashiorkor, marasmus, dan obesitas.
Oleh karena itu,
diharapkan kepada pembaca, untuk dapat memanfaatkan apa yang telah disampaikan
dalam makalah ini, guna untuk meningkatkan status gizi di masyarakat, sehingga
tercipta masyarakat yang sehat.
B.
Saran.
1.
Diharapkan kepada seluruh masyarakat
untuk dapat memenuhi asupan protein, agar dapat tumbuh dengn sehat.
2.
Agar seluruh ibu-ibu memperhatikan gizi
anak, terutama asupan proteinnya, agar tidak ada lagi penderita gizi buruk.
3.
Kepada tenaga kesehatan untuk dapat
mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi, terutama tentang protein.
4.
Diharapkan masyarakat atau pun pembaca
mau ikut serta menggalakkan program tentang pemberantasan gizi buruk, untuk
mencapai Indonesia sehat 2010.
DAFTAR
PUSTAKA
Alimul
H, A. Aziz.2009.Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia.Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medica.
Almatsier,
S. 2006.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama.
http//www.google.com//gizi
buruk//2008.
http//www.google.co.id//journal
tentang protein.// 2008.
Irianto,
Kus.2008.Struktur dan Fungsi Tubuh
Manusia Untuk Para Medis.Bandung: Yrama Widya.
Jati, wijaya. 2007. Aktif
Biologi. Jakarta : Ganeca exact.
Kartasapoetra,
Drs.G. 2003.Ilmu Gizi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Moehdi,
S. 2002. Ilmu Gizi. Jakarta: Papasinar Sinanti.
im Penerbit Buku
Kedokteran.2005.Gizi dalam Kesehatan
Reproduksi. Jakarta: EGC.
terimakasih atas informasinya....
BalasHapussama sama
Hapus