HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A.
Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan
muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari
karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. (Rustam
Mochtar, 1998)
Mual biasanya terjadi pada pagi hari,
tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang
lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang
lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang
merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang
berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan
penurunan berat badan. (Ben-Zion, MD, hal : 232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan. (Hellen Farrer, 1999, hal : 112)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan. (Hellen Farrer, 1999, hal : 112)
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan
muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan
umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah
yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa
yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam
urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya
Dalam buku obstetri patologi (1982)
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil
memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya
sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air
kencing
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu
keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan
(muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua
belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie Samarinda
B.
Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum
diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 3,5 per 1000 kehamilan.
Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan : ( Rustan Mochtar, 1998 )
1. Faktor Organik,
Yaitu
karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik
akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu respon dari
jaringan ibu terhadap janin.
2. Faktor Psikologik.
Faktor
ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil
atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
3. Faktor Endokrin
Hipertiroid,
diabetes, peningkatan kadar HCG dan lain-lain.
C. Patofisiologi
Perasaan
mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada
trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan tidak
imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis
gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena okisidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik, dan aseton dalam darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain
itu, dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan
berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Di samping dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir
esofagus dan lambung ( sindroma mollary-weiss ), dengan akibat perdarahan
gastrointestinal.
D. Manifestasi Klinis
1. Tanda dan Gejala
Batas mual dan muntah berapa banyak
yang disebut Hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang
mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan
umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis gravidarum. Menurut berat
ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
a. Tingkatan I (ringan)
·
Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi
keadaan umum penderita
·
Ibu merasa lemah
·
Nafsu makan tidak ada
·
Berat badan menurun
·
Merasa nyeri pada epigastrium
·
Nadi meningkat sekitar 100 per menit
·
Tekanan darah menurun
·
Turgor kulit berkurang
·
Lidah mengering
·
Mata cekung
b. Tingkatan II (sedang)
·
Penderita tampak lebih lemah dan apatis
·
Turgor kulit mulai jelek
·
Lidah mengering dan tampak kotor
·
Nadi kecil dan cepat
·
Suhu badan naik (dehidrasi)
·
Mata mulai ikterik
·
Berat badan turun dan mata cekung
·
Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan
konstipasi
·
Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi
asetonuria
c. Tingkatan III (berat)
·
Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma)
·
Dehidrasi hebat
·
Nadi kecil, cepat dan halus
·
Suhu badan meningkat dan tensi turun
·
Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang
dikenal dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan
penurunan mental
·
Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah
hati
2.
Pemeriksaan Diagnostik
a. USG (dengan menggunakan waktu yang
tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi
abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,
BUN.
c. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan
kadar LDH.
3.
Komplikasi
·
Dehidrasi berat
·
Ikterik
·
Takikardia
·
Suhu meningkat
·
Alkalosis
·
Kelaparan
·
Gangguan emosional yang berhubungan dengan
kehamilan dan hubungan keluarga
·
Menarik diri dan depresi
E.
Penatalaksanaan
1. Pencegahan
·
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu
dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan
kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari
dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.
·
Waktu bangun pagi jangan segera turun dari
tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh
hangat.
·
Makanan yang berminyak dan berbau lemak
sebaiknya dihindarkan.
·
Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam
keadaan panas atau sangat dingin.
2. Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah
Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih
berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin.
Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
3.
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang
tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan
makan/minuman selama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja
gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
4.
Terapi
psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa
penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit ini.
5.
Cairan
parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup
elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam
fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan
vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
6.
Penghentian
kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak
menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan
psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria
dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian
perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan
abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi
gejala ireversibel pada organ vital.
7. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada
hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan
buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam
sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C,
karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b.
Diet
hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan
makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan .
Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
c.
Diet
hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman
boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali
Kalsium.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DGN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A. Pengkajian
1.
Pengkajian Data Subjektif
a. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ;
nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat.
b.
Keluhan utama: mual muntah yg hebat pada pagi
hari atau setelah makan, nyeri epigastrik, tidak nafsu makan, merasa haus
c.
Riwayat kehamilan saat ini: meliputi ada
tidaknya gemeli, riwayat pemeriksaan antenatal, dan komplikasi
d.
Riwayat Kesehatan sekarang: meliputi awal
kejadian dan lamanya mual dan muntah, kaji warna volume, frekuensi dan
kualitasnya. Kaji juga factor yg memperberat dan memperingan keadaan, serta
pengobatan apa yang pernah dilakukan.
e.
Riwayat medis sebelumnya: seperti riwayat
penyakit obstetric dan ginekologi, kolelithiasis, gangguan tiroid, dan gangguan
abdomen lainnya
f.
Riwayat sosial: seperti terpapar penyakit yang
mengganggu komunikasi, terpapar dengan lingkungan, tercapainya pelayanan
antenatal, peran, tanggung jawab, pekerjaan, dll
g.
Riwayat diet: khususnya intake cairan
h.
Riwayat pembedahan: khususnya pada abdomen
i.
Integritas Ego: seperti konflik interpersonal
keluarga, kesulitan ekonomi, dll
j.
Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan
elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan,
baik sebelum dan saat sakit.
2.
Pengkajian Data Objektif
a.
TTV: ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi,
frekuensi nafas meningkat, adanya nafas bau aseton
b.
Status Gizi: Berat Badan meningkat/menurun
c.
Status Kardiovaskuler: kualitas nadi, takikardi,
hipotensi
d.
Status Hidrasi: Turgor kulit, keadaan membrane
mukosa, oliguria
e.
Keadaan Abdomen: Suara Abdomen, adanya nyeri
lepas/tekan, adanya distensi, adanya hepatosplenomegali, tanda Murpy.
f.
Genitourinaria: nyeri kostovertebral dan
suprapubik
g.
Status Eliminasi: Perubahan konstipasi feses,
konstipasi dan perubahan frekuensi berkemih
h.
Keadaan janin: Pemeriksaan DJJ, TFU, dan
perkembangan janin (apakah sesuai dengan usia kehamilan)
B. Diagnosa Keperawatan
1.
Defisit volume cairan dan elektrolit b/d
kehilangan cairan akibat muntah dan intake cairan yang tidak adekuat
2.
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
b/d mual dan muntah yang menetap
3.
Nyeri pada epigastrium b/d muntah berulang
4.
Intoleransi aktivitas b/d kelemahan akibat tidak
adekuatnya nutrisi
5.
Ketakutan b/d efek hyperemesis pada
kesejahteraan janin
C. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan I
Kriteria
Hasil:
·
Keseimbangan cairan kembali ke kondisi normal
·
Klien tidak muntah lagi
·
Klien mengkonsumsi makanan dan minuman dalam
jumlah adekuat
Intervensi:
a.
Kaji status intake dan output cairan
R/
Pengkajian tersebut menjadi dasar rencana askep dan evaluasi intervensi
b.
Timbang BB setiap hari
R/
Penurunan BB dapat terjadi karena muntah berlebihan
c.
Beri cairan intravena yg terdiri dari glukosa,
elektrolit dan vitamin
R/
mencegah kekurangan cairan dan memperbaiki keseimbangan asam basa
d.
Anjurkan klien untuk mengkonsumsi cairan peroral
dengan perlahan
R/
Pemberian cairan dan makanan sesuai dengan toleransi klien
2. Diagnosa Keperawatan II
Kriteria
Hasil:
·
Klien mengkonsumsi diet oral yg mengandung gizi
adekuat
·
Klien tidak mengalami mual muntah
·
Klien mengalami peningkatan BB yang sesuai
selama kehamilan
Intervensi:
a.
Batasi intake oral selama 24 – 48 jam
R/
Pembatasan dianjurkan untuk klien agar lambung istirahat
b.
Anjurkan klien menghindari makanan berlemak
R/
Dapat menstimulasi mual dan muntah
c.
Tingkatkan jumlah makanan secara perlahan sesuai
kemampuan pasien
R/
Nutrisi dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan nutrisi dan pertumbuhan
janin
d.
Anjurkan perawatan mulut sebelum dan sesudah
makan atau setelah muntah
R/
Meningkatkan kenyamanan, mengurangi asam yg mengenai gigi.
e.
Pantau TFU dan DJJ
R/
Malnutrisi klien berdampak terhadap pertumbuhan janin dan mengakibatkan
kemunduran perkembangan janin
3. Diagnosa Keperawatan III
Kriteria
Hasil:
·
Rasa nyaman terpenuhi
Intervensi:
a.
Kaji tingkat nyeri
R/
Mengetahui tingkat nyeri dan menentukan rencana tindakan selanjutnya
b.
Atur posisi dengan kepala lebih tinggi selama 30
menit setelah makan
R/
Dapat mengurangi tekanan pada gastrointestinal
c.
Alihkan perhatian klien pada hal yang menyenangkan
R/
Dapat melupakan rasa nyeri
d.
Anjurkan klien untuk mengonsumsi jahe (dalam
bentuk teh jahe) dan permen rasa mint
R/
Untuk mengurangi rasa mual dan muntah pada ibu hamil
e.
Kolaborasi dalam pemberian antiemetic dan
sedative
R/
Mengurangi muntah dan membuat tenang sehingga mengurangi nyeri
4. Diagnosa Keperawatan IV
Kriteria
Hasil:
·
Klien menunjukan peningkatan kemampuan dalam
beraktivitas sesuai kemampuan
Intervensi:
a.
Anjurkan klien dalam membatasi dengan istirahat
yang cukup
R/
Menghemat energy dan meminimalkan kelelahan uterus
b.
Bantu klien beraktivitas secara bertahap jika
muntah berkurang
R/
Aktivitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma dan meringankan klien dalam
memenuhi kebutuhannya
c.
Bantu Klien dalam memenuhi kebersihan diri
R/
Kebersihan diri dapat meningkatkan kenyamanan dan menumbuhkan kondisi sehat
serta sejahtera
5. Diagnosa Keperawatan V
Kriteria
Hasil:
·
Klien akan mengungkapkan perasaan dan
kekhawatirannya tentang kesejahteraan janin
Intervensi:
a.
Perlihatkan sikap menerima rasa takut klien
R/
Sikap menerima rasa takut klien memungkinkan komunikasi terbuka
b.
Dorong klien untuk mengungkapkan perasaaan dan
kekhawatirannya
R/
Ditakutkan akan berdampak buruk terhadap kondisi janin
c.
Bantu klien dalam mengidentifikasi kekuatan
dirinya dan mekanisme koping
R/
Dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan klien mengatasi penyakit dan
efek-efeknya
d.
Beri klien informasi tentang risiko potensial
yang dapat terjadi pada janinnya
R/
Pengetahuan tentang risiko potensial pada janin dapat membantunya menghilangkan
rasa takut.
D. Evaluasi Keperawatan
1.
Keseimbangan cairan dan elektrolit
2.
Frekuensi dan beratnya muntah
3.
Intake oral
4.
Pengetahuan dan kesanggupan klien untuk
mengikuti diet yang telah diprogramkan
5.
Tingkat nyeri epigastrium
6.
Kemampuan dalam beraktivitas
7.
Kebersihan membrane mukosa oral
8.
Mekanisme koping dalam penerimaan kehamilan
9.
Perasaan dan kekhawatiran terhadap kesejahteraan
janin meliputi TFU dan DJJ
maksiiiihh buat catatannya, bantu saya buat tugas.. :)
BalasHapusOk semoga membantu
Hapuslagi nyari tugas , malah ketemu temen , COYS , mantep blog nya brother
BalasHapusmakasih sangat membantu
BalasHapus