Minggu, 13 Januari 2013

ASKEP HIPEREMESIS GRAVIDARUM



HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A.    Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar, 1998)
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan. (Ben-Zion, MD, hal : 232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan. (Hellen Farrer, 1999, hal : 112)
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya
Dalam buku obstetri patologi (1982) Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air kencing
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie Samarinda





B.     Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan : ( Rustan Mochtar, 1998 )
1.      Faktor Organik,
Yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
2.      Faktor Psikologik.
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
3.      Faktor Endokrin
Hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan lain-lain.

C.    Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena okisidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik, dan aseton dalam darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu, dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Di samping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung ( sindroma mollary-weiss ), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.


D.    Manifestasi Klinis
1.      Tanda dan Gejala
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis  gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
a.      Tingkatan I (ringan)
·         Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
·         Ibu merasa lemah
·         Nafsu makan tidak ada
·         Berat badan menurun
·         Merasa nyeri pada epigastrium
·         Nadi meningkat sekitar 100 per menit
·         Tekanan darah menurun
·         Turgor kulit berkurang
·         Lidah mengering
·         Mata cekung
b.      Tingkatan II (sedang)
·         Penderita tampak lebih lemah dan apatis
·         Turgor kulit mulai jelek
·         Lidah mengering dan tampak kotor
·         Nadi kecil dan cepat
·         Suhu badan naik (dehidrasi)
·         Mata mulai ikterik
·         Berat badan turun dan mata cekung
·         Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
·         Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
c.       Tingkatan III (berat)
·         Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
·         Dehidrasi hebat
·         Nadi kecil, cepat dan halus
·         Suhu badan meningkat dan tensi turun
·         Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
·         Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati
2.      Pemeriksaan Diagnostik
a.       USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
b.      Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
c.       Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
3.      Komplikasi
·         Dehidrasi berat
·         Ikterik
·         Takikardia
·         Suhu meningkat
·         Alkalosis
·         Kelaparan
·         Gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga
·         Menarik diri dan depresi

E.     Penatalaksanaan
1.      Pencegahan
·         Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.
·         Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
·         Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
·         Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.

2.      Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
3.      Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman selama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
4.      Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
5.      Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
6.      Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
7.      Diet
a.      Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.



b.      Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
c.       Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.



























ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DGN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A.    Pengkajian
1.      Pengkajian Data Subjektif
a.       Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat.
b.      Keluhan utama: mual muntah yg hebat pada pagi hari atau setelah makan, nyeri epigastrik, tidak nafsu makan, merasa haus
c.       Riwayat kehamilan saat ini: meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat pemeriksaan antenatal, dan komplikasi
d.      Riwayat Kesehatan sekarang: meliputi awal kejadian dan lamanya mual dan muntah, kaji warna volume, frekuensi dan kualitasnya. Kaji juga factor yg memperberat dan memperingan keadaan, serta pengobatan apa yang pernah dilakukan.
e.       Riwayat medis sebelumnya: seperti riwayat penyakit obstetric dan ginekologi, kolelithiasis, gangguan tiroid, dan gangguan abdomen lainnya
f.       Riwayat sosial: seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi, terpapar dengan lingkungan, tercapainya pelayanan antenatal, peran, tanggung jawab, pekerjaan, dll
g.      Riwayat diet: khususnya intake cairan
h.      Riwayat pembedahan: khususnya pada abdomen
i.        Integritas Ego: seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, dll
j.        Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
2.      Pengkajian Data Objektif
a.       TTV: ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas meningkat, adanya nafas bau aseton
b.      Status Gizi: Berat Badan meningkat/menurun
c.       Status Kardiovaskuler: kualitas nadi, takikardi, hipotensi
d.      Status Hidrasi: Turgor kulit, keadaan membrane mukosa, oliguria
e.       Keadaan Abdomen: Suara Abdomen, adanya nyeri lepas/tekan, adanya distensi, adanya hepatosplenomegali, tanda Murpy.
f.       Genitourinaria: nyeri kostovertebral dan suprapubik
g.      Status Eliminasi: Perubahan konstipasi feses, konstipasi dan perubahan frekuensi berkemih
h.      Keadaan janin: Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin (apakah sesuai dengan usia kehamilan)

B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Defisit volume cairan dan elektrolit b/d kehilangan cairan akibat muntah dan intake cairan yang tidak adekuat
2.      Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah yang menetap
3.      Nyeri pada epigastrium b/d muntah berulang
4.      Intoleransi aktivitas b/d kelemahan akibat tidak adekuatnya nutrisi
5.      Ketakutan b/d efek hyperemesis pada kesejahteraan janin

C.    Intervensi Keperawatan
1.      Diagnosa Keperawatan I
Kriteria Hasil:
·         Keseimbangan cairan kembali ke kondisi normal
·         Klien tidak muntah lagi
·         Klien mengkonsumsi makanan dan minuman dalam jumlah adekuat
Intervensi:
a.       Kaji status intake dan output cairan
R/ Pengkajian tersebut menjadi dasar rencana askep dan evaluasi intervensi
b.      Timbang BB setiap hari
R/ Penurunan BB dapat terjadi karena muntah berlebihan
c.       Beri cairan intravena yg terdiri dari glukosa, elektrolit dan vitamin
R/ mencegah kekurangan cairan dan memperbaiki keseimbangan asam basa
d.      Anjurkan klien untuk mengkonsumsi cairan peroral dengan perlahan
R/ Pemberian cairan dan makanan sesuai dengan toleransi klien
2.      Diagnosa Keperawatan II
Kriteria Hasil:
·         Klien mengkonsumsi diet oral yg mengandung gizi adekuat
·         Klien tidak mengalami mual muntah
·         Klien mengalami peningkatan BB yang sesuai selama kehamilan
Intervensi:
a.       Batasi intake oral selama 24 – 48 jam
R/ Pembatasan dianjurkan untuk klien agar lambung istirahat
b.      Anjurkan klien menghindari makanan berlemak
R/ Dapat menstimulasi mual dan muntah
c.       Tingkatkan jumlah makanan secara perlahan sesuai kemampuan pasien
R/ Nutrisi dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan nutrisi dan pertumbuhan janin
d.      Anjurkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan atau setelah muntah
R/ Meningkatkan kenyamanan, mengurangi asam yg mengenai gigi.
e.       Pantau TFU dan DJJ
R/ Malnutrisi klien berdampak terhadap pertumbuhan janin dan mengakibatkan kemunduran perkembangan janin
3.      Diagnosa Keperawatan III
Kriteria Hasil:
·         Rasa nyaman terpenuhi
Intervensi:
a.       Kaji tingkat nyeri
R/ Mengetahui tingkat nyeri dan menentukan rencana tindakan selanjutnya
b.      Atur posisi dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan
R/ Dapat mengurangi tekanan pada gastrointestinal
c.       Alihkan perhatian klien pada hal yang menyenangkan
R/ Dapat melupakan rasa nyeri
d.      Anjurkan klien untuk mengonsumsi jahe (dalam bentuk teh jahe) dan permen rasa mint
R/ Untuk mengurangi rasa mual dan muntah pada ibu hamil
e.       Kolaborasi dalam pemberian antiemetic dan sedative
R/ Mengurangi muntah dan membuat tenang sehingga mengurangi nyeri
4.      Diagnosa Keperawatan IV
Kriteria Hasil:
·         Klien menunjukan peningkatan kemampuan dalam beraktivitas sesuai kemampuan

Intervensi:
a.       Anjurkan klien dalam membatasi dengan istirahat yang cukup
R/ Menghemat energy dan meminimalkan kelelahan uterus
b.      Bantu klien beraktivitas secara bertahap jika muntah berkurang
R/ Aktivitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma dan meringankan klien dalam memenuhi kebutuhannya
c.       Bantu Klien dalam memenuhi kebersihan diri
R/ Kebersihan diri dapat meningkatkan kenyamanan dan menumbuhkan kondisi sehat serta sejahtera
5.      Diagnosa Keperawatan V
Kriteria Hasil:
·         Klien akan mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya tentang kesejahteraan janin
Intervensi:
a.       Perlihatkan sikap menerima  rasa takut klien
R/ Sikap menerima rasa takut klien memungkinkan komunikasi terbuka
b.      Dorong klien untuk mengungkapkan perasaaan dan kekhawatirannya
R/ Ditakutkan akan berdampak buruk terhadap kondisi janin
c.       Bantu klien dalam mengidentifikasi kekuatan dirinya dan mekanisme koping
R/ Dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan klien mengatasi penyakit dan efek-efeknya
d.      Beri klien informasi tentang risiko potensial yang dapat terjadi pada janinnya
R/ Pengetahuan tentang risiko potensial pada janin dapat membantunya menghilangkan rasa takut.
D.    Evaluasi Keperawatan
1.      Keseimbangan cairan dan elektrolit
2.      Frekuensi dan beratnya muntah
3.      Intake oral
4.      Pengetahuan dan kesanggupan klien untuk mengikuti diet yang telah diprogramkan
5.      Tingkat nyeri epigastrium
6.      Kemampuan dalam beraktivitas
7.      Kebersihan membrane mukosa oral
8.      Mekanisme koping dalam penerimaan kehamilan
9.      Perasaan dan kekhawatiran terhadap kesejahteraan janin meliputi TFU dan DJJ

4 komentar: