BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hormon
adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang mengatur
homeostasis, reproduksi, metabolisme, dan tingkah laku.
Sistem
hormone (sistem endoklin = sistem kelenjar buntu) yaitu sistem yang terdiri
atas kelenjar-kelenjar yang melepaskan sekresinya ke dalam darah. Hormon
berperan dalam pengaturan metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan,
reproduksi, mempertahankan homeostasis, reaksi terhadap stress, dan tingkah
laku.
Tindakan yang dilakukan karena pesan hormon sangat
bervariasi, termasuk di antaranya adalah mengatur aktivitas seperti
metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Hormon dihasilkan oleh
suatu kelenjar yang disebut kelenjar endokrin. Kelenjar ini disebut pula kelenjar buntu.
Hormon tidak dialirkan melalui saluran, tetapi alirannya langsung masuk ke
pembuluh darah dan mengadakan kontak dengan semua jaringan yang ada pada tubuh,
akan tetapi hanya sel jaringan yang mengandung reseptor spesifik terhadap
hormon tertentulah yang terpengaruh. Contohnya rambut halus yang tumbuh pada
seseorang yang telah memasuki akhil baligh akan tumbuh pada daerah tertentu
yakni pada jaringan yang mengandung reseptor hormon tertentu saja.
Di makalah ini kami akan membahas tentang hormon
Adrenal dan hormon yang mengatur Kalsium (Ca)
B. Tujuan
1. Menjelaskan
tentang pengertian hormon serta fungsi dan macam-macamnya
2. Mendeskripsikan
tentang hormon Adrenal beserta fungsi-fungsinya
3. Mengetahui
tentang hormon-hormon yang mengatur Kalsium
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Hormon
1.
Pengertian
Hormon berasal dari kata Hormaein
yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh
dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau
berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit)
sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme
tubuh. Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi
untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam
tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.
Hormon adalah zat kimia
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar ini
merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk
aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai
pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada
umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh
hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya
pertumbuhan dan pemasakan seksual.
Dalam tubuh manusia ada
tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid,
kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
Pada makhluk hidup, khususnya
manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja
hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan
tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak
seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat
perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan
oleh darah melalui pembuluh darah,
sehingga memerlukan waktu yang panjang.
Hormonologi : yaitu ilmu yang
mempelajari mengenai seluk beluk hormon.
Kelenjar dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu
:
a. Kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran
hasil sekretnya/getahnya. Contoh: kelenjar-kelenjar pencernaan.
b. Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam
penyaluran hasil sekretnya/getahnya. Contoh: kelenjar hipofisis, thyroid,
thymus dll.
2.
Fungsi
Hormon berfungsi :
a. Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh.
b. Memacu reproduksi.
c. Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis.
d. Mengatur tingkah laku.
3.
Ciri-Ciri
Ciri-ciri hormon :
a.
Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel
kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat kecil
b.
Diangkut oleh darah menuju ke sel/ jaringan target
c.
Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang
terdapat di sel target
d.
Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus
e.
Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel
target, tetapi dapat pula mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
4.
Macam Kelenjar
a.
Berdasarkan aktivitasnya :
1)
Kelenjar yang bekerja sepanjang masa.
Kelenjar golongan ini
akan bekerja terus menerus sepanjang kehidupan manusia dan akan terhenti jika
sudah tidak ada kehidupan pada manusia tersebut. Sehingga tidak terbatas pada
usia. Contoh: Hormon metabolisme.
2)
Kelenjar yang bekerjanya mulai masa tertentu.
Hormon golongan ini
tidak akan dapat berfungsi jika belum mencapai proses perkembangan dalam diri
manusia atau proses pendewasaan sel yang terjadi dalam tubuh manusia.
Kedewasaan sel akan terjadi pada saat usia tertentu seperti pada saat usia
pubertas. Contoh: Hormon kelamin.
3)
Kelenjar yang bekerja sampai pada masa tertentu.
Hormon golongan ini
bekerja pada saatn manusia itu dilahirkan sampai pada usia tertentu. Pada usia
tersebut terjadi proses pertumbuhan dari seluruh oragn-organ tubuh manusia sampai dengan penyempurnaan organ.
Sehingga masing-masing organ tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Kecuali organ yang membutuhkan persyaratan kedewasaan sel.
Hormon ini akan berhenti
dihasilkan pada saat tubuh mulai memperlambat atau menghentikan proses
pertumbuhan. Biasanya hormon ini bekerja pada kisaran usia 0 hari sampai 17
tahun (masa pertumbuhan). Contoh: Hormon pertumbuhan, kelenjar tymus.
b.
Berdasarkan letaknya :
1) Kelenjar hipophysis/pituitary di dasar cerebrum, dibawah
hypothalamus.
2) Kelenjar pineal/epiphysis di cerebrum.
3) Kelenjar thyroid di daerah leher.
4) Kelenjar parathyroid di dekat kelenjar thyroid.
5) Kelenjar thymus di rongga dada.
6) Kelenjar pulau langerhans/pankreas di rongga perut.
7) Kelenjar Usus dan lambung di rongga perut.
8) Kelenjar kelamin :
a) Ovarium di rongga perut.
b) Testis di rongga perut bawah.
B. Kelenjar Adrenal
1.
Pengertian
Pada manusia,
kelenjar anak ginjal, kelenjar adrenal (atau kelenjar suprarenalis) adalah kelenjar
endokrin berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal
(ad, "dekat" atau "di" + renes,
"ginjal").
Secara anatomi, kelenjar adrenal terletak di
dalam tubuh, di sisi anteriosuperior (depan-atas) ginjal. Pada manusia, kelenjar
adrenal terletak sejajar dengan tulang
punggung thorax ke-12 dan mendapatkan suplai darah dari arteri adrenalis. Tiap
kelenjar berbobot sekitar 4 gram.
Kelenjar ini berpasangan, masing-masing
menempel di atas ginjal sebagai topi.
Secara histologis,
terbagi atas dua bagian yaitu medula dan korteks. Bagian korteks berbobot
sekitar 90% massa kelenjar
Kelenjar adrenal yang sehat merupakan alat
kecantikan yang paling baik di dunia. Warna dan mutu kulit merupakan suatu
tanda dari cara bekerja adrenal itu. Fungsi adrenal yang normal memberikan
warna kemerah-merahan dan terang kepada kulit biarpun kulit itu berwarna gelap;
kulit kelihatan segar. Bila kulit nampak pucat, kisut, maka itu menandakan
kurangnya aktivitas adrenal.
Kelenjar adrenal merupakan bagian dari suatu
sistem yang rumit yang menghasilkan hormon yang saling berkaitan.
Hipotalamus
menghasilkan CRH (Corticotrophin Releasing Hormone),
yang merangsang kelenjar hipofisa
untuk melepaskan kortikotropin,
yang mengatur pembentukan kortikosteroid oleh kelenjar adrenal.
Fungsi kelenjar adrenal bisa berhenti jika
hipofisa maupun hipotalamus gagal membentuk hormon yang dibutuhkan dalam jumlah
yang sesuai. Kekurangan atau kelebihan setiap hormon kelenjar adrenal bisa menyebabkan
penyakit yang serius yaitu Penyakit Addison.
2. Bagian Kelenjar Adrenal
Tersusun
atas 3 zona (Arnold. 1866):
a. Paling luar zona glomerulosa
b. Bagian tengah zona Faciculata
c. Bagian dalam zona reticularis
a.
Zona Glomerulosa
1) Terdiri atas sel-sel epitel kecil
berbentuk polygonal yang tersusun dalam kelompok membulat atau kolom melengkung
2) Inti sel terwarna kuat, sitoplasma
sedikit, mungkin mengandung lemak.
3) Sitoplasma banyak mengandung mikrotobuli,
mitokondria yang memanjang dan reticulum endoplasmik granuler.
b.
Zona Faciculata
1) Sel tersusun dalam bentuk kolom
lurus setebal 2 sel
2) Sel memiliki banyak fosfolipid, asam
lemak, lemak dan kolesterol terhambat pada reticulum endoplasma agranuler
c.
Zona reticularis
1) Terdiri atas percabangan dan
penggabungan kolom yang terbentuk atas sel-sel yang membulat.
2) Sitoplasma mengandung retikulum
endoplasma halus, sejumlah besar lisosom dan beberapa badan pigmen
3.
Hormon
Kelenjar Adrenal
Bagian Kortex
a. Hormon Cortison atau antiadison
Berfungsi sebagai anti
peradangan dan membantu pembentukan formasi karbohidrat.
Hiposekresi
:
Bila
kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit
Adison.
Gejalanya
:
1) Kulit
memerah/timbulnya ruam pada kulit.
2) Dapat
menimbulkan kematian.
3) Tekanan
darah rendah.
4) Nafsu
makan hilang.
5) Pengendapan
pigmen melanin yang banyak.
b. Hormon Glukokortikoid
Berfungsi : merangsang
kenaikan jumlah kadar gula darah.
Hipersekresi :
Bila penghasilan hormon
ini berlebihan akan dapat menyebabkan Cushing syndrome
c. Hormon Cortisol
Berfungsi
:
1)
Memacu metabolisme karbohidrat.
2)
Meningkatkan respon imunitas tubuh.
Hipersekresi
:
Bila terjadi kenaikan
dalam penghasilan hormon ini akan dapat menyebabkan cushing syndrome.
d. Hormon Aldosterone
Berfungsi
:
1)
Mengatur keseimbangan mineral dan air
dalam ren.
2)
Membuang kelebihan Kalium.
e. Hormon Corticosterone
Berfungsi
:
1)
Mempengaruhi metabolisme karbohidrat,
protein dan lipid.
2)
Meningkatkan respon imunitas tubuh.
f. Hormon Mineralokortikoid
Berfungsi
:
1)
Mengatur keseimbangan air dan elektrolit
dalam tubuh.
2)
Merangsang reabsorbsi Na+ dan
Cl- dalam tubulus ginjal.
Hiposekresi :
Bila
kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison.
Bagian
Medulla
a.
Hormon
Adrenalin/Epinefrin
Hormon
ini secara umum berfungsi :
1)
Memicu reaksi terhadap tekanan dan
kecepatan gerak tubuh.
2)
Memicu reaksi terhadap efek lingkungan,
seperti suara yang tinggi, intensitas cahaya dll.
Secara
khusus hormon ini berfungsi :
1)
Memacu aktivitas cor/jantung.
2)
Menaikkan tekanan darah.
3)
Mengerutkan otot polos pada arteri.
4)
Mengendurkan otot polos bronchiolus
5)
Mempercepat glikolisis.
6)
Pengeluaran keringat dingin.
7)
Rasa keterkejutan/shock.
8)
Mengatur metabolisme glukosa saat
stress.
9)
Memengaruhi otak yang akan mengakibatkan
:
a)
Indera perasa menjadi kebal terhadap
rasa sakit.
b)
Kemampuan berfikir dan ingatan
meningkat.
c)
Pulmo akan menyerap oksigen lebih
banyak.
d)
Banyak menghasilkan sumber energy dari
proses glikolisis.
10) Melindungi
dari penyakit Alzheimer, penyakit jantung, kanker payudara, kanker ovarium dan
osteoporosis.
11) Mencegah
efek penuaan dini.
Hiposekresi
:
Bila terjadi kekurangan
penghassilan hormon adrenalin/epinefrin akan menyebabkan penyakit Adison.
Gejalanya dapat dilihat pada hiposekresi Hormon Mineralokortikoid dan
Hormon Cortison.
b.
Hormon
Androgen
Berfungsi
:
Menentukan
sifat kelamin sekunder pada pria dan wanita.
Hipersekresi
:
Bila terjadi kelebihan
hormon ini akan menyebabkan penyakit Cushing Syndrome/sindrom Cushing
serta penyakit kelainan ciri kelamin
sekunder pada laki-laki dan perempuan
Gejala
Cushing syndrome :
1) Membulatnya
wajah/muka.
2) Obesitas.
3) Penimbunan
lemak di daerah leher.
4) Pengecilan
pada daerah lengan dan kaki.
5) Terhentinya
atau terganggunya periode menstruasi.
6) Penurunan
daya sexualitas.
7) Kenaikan
tekanan darah dan kadar gula darah.
8) Melemahnya
atau rapuhnya tulang.
9) Masalah
rambut pada wanita.
C.
Hormon
yang Mengatur Kalsium (Ca)
Di dalam tubuh manusia terdapat
sekitar 1 kg kalsium. 99% berada dalam tulang bersama dengan phosfat membentuk
kristal hidroksiapatit yang mengontrol komponen organik dan struktur skeleton.
Sekitar 1% terdapat dalam plasma dalam bentuk :
1. Bentuk kompleks dengan senyawa organik (10%)
2. Bentuk yang terikat dengan protein (40%)
3. Bentuk ion terionisasi (50%)
Kalsium dalam bentuk terionisasi,
yang dipertahankan pada konsentrasi 1,1 dan 1,3 mmol/L . ion kalsium dan
counternya-ion fosfat, terdapat di dekat produk solubilitasnya di dalam plasma,
dengan demikian pengikatan protein dapat memberikan perlindungan terhadap
presipitasi dan kalsifikasi ektopik. Kaitan kalsium dan protein plasma
bergantung pada pH, asidosis dapat menyebabkan terbentuknya kalsium
terionisasi, sedangkan alkalosis akan meningkatkan pengikatan ikatan dan
sekaligus penurunan Ca.
1.
Kelenjar
Paratiroid
a. Pengertian
Paratiroid
menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang berfungsi
mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini menyebabkan
tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan
kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan
kesemutan.
Kelenjar
paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya
dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman
Secara
normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat
dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan
dua di kutub inferior
Tumor
paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah.
Hal
ini mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin
banyak mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini
tulang mudah sekali patah. Penyakit ini disebut von Recklinghousen.
b. Hormon Paratiroid
Kelenjar menghasilkan hormon
paratiroid dan merupakan hormon utama yang mengatur metabolisme kalsium
untuk mempertahankan kadar kalsium plasma dalam batas normal. Pada keadaan
hipokalsemi (kadar kalsium darah yang rendah)
Sekresi hormon paratiroid berlangsung 3 tahap.
1)
Tahap dini berlangsung dalam beberapa
menit, merupakan respon cepat dari sel- sel paratiroid melepaskan
hormone paratiroid yang sudah tersedia dalam sel dalam keadaan
hipokalsemi.
2)
Tahap kedua terjadi beberapa jam
kemudian merupakan aktivitas sel kelenjar paratiroid menghasilkan
hormone paratiroid lebih banyak.
3)
Tahap ketiga apabila hipokalsemi masih
masih berlangsung maka dalam beberapa hari akan terjadi replica sel untuk
memperbanyak masa sel kelenjar paratiroid.
c.
Fisiologi
Hormon Paratiroid
Fungsi utamanya ikut mempertahankan
kadar Ca++ dlm cairan
ekstrasel agar tetap stabil. Berbagai mekanisme yg dipengaruhi a.l: absorpsi Ca++
melalui saluran cerna, penyimpanan dlm tulang dan mobilisasinya, serta ekskresi Ca++
melalui urin, feses, keringat dan air susu. Efek utama PTH mobilisasi Ca++
dr tulang.
Aktivitas sekretoris kelenjar
paratiroid terutama dipengaruhi oleh kadar Ca++ dlm darah atau dlm
sel kelenjar.
Bila kadar Ca++ rendah,
sekresi PTH meningkat, dan bila
hipokalsemia cukup lama, terjadi hipertrofi dan hiperplasi kelenjar paratiroid.
Pada keadaan hiperkalsemia terjadi hal yg sebaliknya.
d.
Hormon
Paratiroid dan Metabolisme Kalsium
Pada keadaan normal hormone
paratiroid mempertahankan kadar kalsium plasma agar tidak terjadi
hipokalsemi. Dalam metabolisme kalsium hormone paratiroid bekerja secara langsung
dengan 2 alat yaitu tulang dan ginjal. Dan tidak langsung dengan usus halus
melalui metabolisme vitamin D. Pada tulang, hormone paratiroid meningkatkan reabsorbsi
kalsium dan fosfat. Pada ginjal, hormone paratiroid melalui 2 jalur yaitu:
1)
Reabsorbsi kalsium. Hormon paratiroid
meningkatkan reabsorsi kalsium dan menurunkan reabsorbsi fosfat. Reabsorbsi
kalsium di ginjal terjadi 60% di tubulus proksimal, 25% ansa henle sisanya pada
tubulus distal.
2)
Merangsang kerja enzim 1a-dihidroksilase
di ginjal sehingga meningkatkan perubahan 25 hidroksikolekalsiferol menjadi
1,25 dihidroksikolekalsiferol.
e.
Metabolisme
Kalsium
Tubuh orang dewasa mengandung 1-2
kg kalsium, 90% diantaranya terdapat dalam tulang. Kadar kalsium plasma total
berkisar 8,8-10,4 mg/dl, terdiri atas kalsium ion 40-50%,kalsium yang terikat
pada protein terutama albumin 46 % dan sisanya 8% kalsium dalam kompleks
organic yang terikat dengan anion yaitu bikarbonat, sitrat, fosfat, laktat dan
sulfat. Kalsium ion merupakan kalsium yang penting karena peranannya dalam
fungsi selular. Oleh karena itu harus dipertahankan dalam batas normal oleh
hormom paratiroid.
Kalsium masuk ke plasma melalui
absorbsi dari usus halus, tulang dan reabsorbsi dari ginjal. Sebaliknya kalsium
keluar dari plasma melalui saluran cerna (100-200 mg/hari), air seni (50-300mg/
hari), disimpan kembali ke dalam tulang melalui keringat (100mg/hari). Tulang
adalah suatu jaringan tubuh yang dinamik dan mengalami perubahan sepanjang
kehidupan merupakan tempat penyimpanan kalsium yang terbesardan mineral
lainseperti magnesium, fosfor, natrium dan ion.
f.
Hormon
dan Metabolisme Kalsium
Metabolisme kalsium diatur oleh
tiga hormone utama yaitu dua hormone polipeptida yaitu paratiroid dan
kalsitonin dan satu hormone sterol yaitu 1,25 dihidrokolekalsiferol.
g.
Pengendalian
Sekresi Hormon Paratiroid
Pelepasan hormone paratiroid
tergantung dari kadar kalsium plasma. Pada keadaan hipoklasemi kelenjar
paratiroid cepat beraksi melepaskan hormon paratiroid untuk meningkatkan
kadar kalsium plasma agar kembali normal. Pada saat kadar kalsium plasma sudah normal
pelepasan hormon paratiroid akan kembali normal. Kalsitriol dapat menekan
pelepasan hormon paratiroid.
h.
Paratiroid
Hormon Related Protein
PTHrP adalah suatu hormone yang
dikeluarkan jaringan di luar kelenjar paratiroid misalnya otot, pankreas,
payudara, jantung, hati, plasenta, sel otot dan endotel. Pada orang dewasa
normal PTHrP tidak berperan pada metabolisme kalsium namun pada keganasan sel skuamosa
akan menghasilkan PTHrP sangat tinggi yang menyebabkan hiperkalsemi.
2.
Hormon
Estrogen
Estrogen manusia dapat dibagi 3 kelompok,
yaitu estron (E1), 17ß-setradiol (E2), estriol (E3). Selain itu terdapat
strukur sebagai anti estrogen, struktur ini disebut selective estrogen reseptor
(SERMs).
Estrogen yang terutama dihasilkan
oleh ovarium adalah estradiol. Estron juga dihasilkan oleh tubuh manusia,
terutama berasal dari luar ovarium, yaitu konversi dari androstenedion pada
jaringan perifer. Estriol merupakan estrogen terutama yang terdapat dalam urin,
berasal dari hidroksilasi-16 estron dan estradiol.
Saat ini telah ditemukan 2 macam
reseptor estrogen (ER), yaitu reseptor estrogen-α, (Erα) dan reseptor
estrogen-ß (Erß). Ekspresi ERα dan ERß meningkat bersamaan dengan diferensiasi
dan maturasi osteoblas. Laki-laki dengan osteoporosis idiopatik (kondisi yang
belum jelas penyebabnya) mengekspresikan mRNA Erα yang rendah pada osteoblas
maupun osteosit.
Estrogen merupakan regulator
pertumbuhan dan homeostasis tulang yang penting. Estrogen mempunyai efek
langsung dan tak langsung pada tulang. Efek tak langsung berhubungan dengan
homeostasis Ca yang meliputi regulasi absorpsi kalsium di usus, modulasi
1,25(OH)2D3, eksresi Ca di ginjal dan sekresi hormon PTH.
Terhadap sel-sel tulang, estrogen
memiliki beberapa efek. Efek-efek ini akan meningkatkan formasi tulang dan
menghambat resorpsi tulang oleh osteoklas (perusakan).
3.
Vitamin
D
Vitamin D dalam tubuh kita berasal
dari makanan baik dari tumbuh-tumbuhan (vitamin D2= ergokalsiferol) maupun
hewan (vitamin D3=kolekalsiferol), dan yang dibentuk di kulit. Vitamin D yang
dibentuk di kulit yaitu vitamin D3 (7 dehidrokolesterol) akan mengalami dua
kali hidroksilasi sebelum menjadi vitamin D aktif yaitu 1,25 dihidroksi vitamin
D atau kalsitriol. Hidroksilasi (jalur metabolisme) vitamin D dalam tubuh
terjadi sebagai berikut:
a.
Hidroksilasi pertama terjadi di
hati oleh enzim 25-hidroklase menjadi 25-hidroksikolekalsiferol yang kemudian
dilepas ke darah dan berikatan dengan vitamin D dinding protein selanjutnya
diangkut ke ginjal
b.
Hidroksilasi kedua terjadi di ginjal
yaitu oleh enzim 1 alfa-hidroksilase sehingga 25 -hidroksikolekalsiferol
menjadi 1,25 dihidroksi kolekalsiferol atau kalsitriol yang merupakan suatu
hormone yang berperan penting pada metabolisme kalsium.
Fungsi dari kalsitriol adalah
meningkatkan kadar kalsium dan fosfat plasma. Vitamin D bekerja pada 3
alat yaitu:
a.
Usus, kalsitriol meningkatkan penyerapan
kalsium dan fosfat dandianggap sebagai fungsi utama kalsitriol dalam metabolism
kalsium. Pada keadaan hipokalsemi berat, misal pada tiroidektomi pemberian
kalsium oral tidak cukup untuk memperbaiki kadar kalsium tanpa penambahan
vitamin D.
b.
Pada tulang vitamin D mempunyai reseptor
pada sel osteoklas, mempunyai efek langsung yang mirip hormone paratiroid yang
mengakibatkanreabsorbsi kalsium dari tulang dengan mengaktifkan osteoklas.
c.
Pada ginjal kalsitriol menurunkan reabsorbsi
kalsium di tubulus ginjal.
4.
Kalsitonin
Kalsitonin adalah suatu peptide
yang bekerja menghambat osteoklas sehingga reabsorbsi tulang tidak terjadi.
Dihasilkan oleh sel C parafolokuler kelenjar tiroid dan disekresi akibat adanya
perubahan kadar kalsium plasma
BAB
III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pada
manusia,
kelenjar anak ginjal, kelenjar adrenal (atau kelenjar suprarenalis) adalah kelenjar
endokrin berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal
(ad, "dekat" atau "di" + renes,
"ginjal").
Hormon
Kelenjar Adrenal yaitu dibagi dalam 2 bagian:
1. Bagian
Kortex
a.
Hormon Cortison atau antiadison
b.
Hormon Glukokortikoid
c.
Hormon Cortisol
d.
Hormon Aldosterone
e.
Hormon Corticosterone
f.
Hormon Mineralokortikoid
2. Bagian
Medulla
a.
Hormon Adrenalin/Epinefrin
b.
Hormon Androgen
Hormon yang mengatur Kalsium adalah:
1. Hormon
Paratiroid
2. Hormon
Estrogen
3. Vitamin
D
4. Kalsitonin
B.
Saran
Jagalah kesehatan kelenjar-kelenjar
dalam tubuh kita yang mengeluarkan hormone karena hal itu sangat penting untuk
fungsi organ tubuh kita. Sering berolahraga dan makan makanan sehat akan
membantu daya kerja hormon.
lengkap tulisannya...
BalasHapuskunjungi blog saya juga ya...