CHOLELITHIASIS
A. Pengertian
·
Batu Empedu adalah timbunan kristal di
dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu.
·
Batu
yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis, sedangkan
batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis.
·
Cholelithiasis adalah adanya batu di
saluran kandung empedu atau empedu:''kole-''berarti
"empedu",''Lithia''berarti "batu", dan-sis''''berarti
"proses".
·
Sebuah ukuran batu empedu bisa
bervariasi dan dapat sekecil butiran pasir atau sebagai besar sebagai bola
golf.
B. Etiologi
- Kecenderungan keturunan dalam keluarga ( kebiasaan mengkonsumsi kolesterol yang berlebihan)
- Kegemukan ( mungkin disebabkan kelainan metabolisme lemak)
- Kehamilan (obat estrogn), pil KB (perubahan hormone dan pelambatan kontraksi otot kandung empedu. Menyebabkan penurunan kecepatan pengososngan kandung empedu) angka kejadian meningkat pada wanita yang hamil berulang.
Batu di
dalam kandung empedu. Sebagian besar batu tersusun dari pigmen-pigmen empedu
dan kolesterol, selain itu juga tersusun oleh bilirubin, kalsium dan protein.
Macam-macam
batu yang terbentuk antara lain:
a. Batu empedu kolesterol, terjadi
karena : kenaikan sekresi kolesterol dan penurunan produksi empedu.
Faktor
lain yang berperan dalam pembentukan batu:
·
Infeksi
kandung empedu
·
Usia
yang bertambah
·
Obesitas
·
Wanita
·
Kurang
makan sayur
b. Batu pigmen empedu , ada dua macam;
·
Batu
pigmen hitam : terbentuk di dalam kandung empedu dan disertai hemolisis
kronik/sirosis hati tanpa infeksi
·
Batu
pigmen coklat : bentuk lebih besar , berlapis-lapis, ditemukan disepanjang
saluran empedu, disertai bendungan dan infeksi
C.
Patofisiologi
Batu
empedu terdapat di dalam kandung empedu atau dapat bergerak kearea lain dari
system empedu. Pada saat pengososngan kandung empedu atau pengisian kandung empedu
batu dapat pindah dan terjebak dalam leher kandung empedu. Selain leher
cysticduct (saluran cyste), atau saluran empedu menyebabkan bebuntuan. Ketika
empedu tidak bias mengalir dari kandung empedu. Terjadi bendungan dan iritasi
lokakl dari batu empedu menyebabkan radang batu empedu (cholecystitis)
Faktor yang mendukung :
- Kadar kolesterol yang tinggi pada empedu
2. Pengeluaran empedu yang berkurang
3. Kecepatan pengosongan kandung empedu
yang menurun
4. Perubahan pada konsentrasi empedu
atau bendungan empedu pada kandung empedu
D.
Manifestasi
Klinis
- Epigastrium kanan terasa nyeri dan spasme, menjalar ke pundak kanan atau punggung.
- Kandung empedu membesar dan nyeri
- Ikterus = Perubahan warna Kulit
- Kadang terdapat nyeri di kwadran kanan atas
- Mual dan muntah
- Kembung
- Febris (38,5°C)
8. Beraknya warna pucat, kencing warna
gelap sebagai
9. Blumberg Signs ( kekakuan dan nyeri
lenting)
10. Berkurangnya absorbsi lemak dan
vitamin yang larut di usus
E.
Penatalaksanaan
- Diet
·
Rendah
lemak dalam usaha mencegah nyeri lebih lanjut.
·
Bila
batu menyebabkan pembuntuan dari aliran empedu dilakuakn penggantian vitamin
yang larut lemak (ADEK) dan pemberian garam empedu untuk membantu pencernaan
dan absorbst vitamin.
·
Infus
cairan dan makanan bila ada masalah mual-mual dan muntah .
- Terapi Obat
·
Analgesik/narkotik
(meperidine hydrochloric/Demerol)
·
Antispasme
dan anti Colinergik (prophantheline bromide / probanthine) untuk relaksasi otot
polos dan menurunkan tonus dan spasme saluran empedu.
·
Antimuntah
lentik mengontrol mual dan muntah.
·
Terapi
asam empedu untuk melarutkan batu empedu yang kecil (chenodiol)
·
Cholesteramine
untuk menurunkan gatal yang sangat karena penumpukan berlebihan empedu pada
kulit.
- ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotherapy)
- Colecystectomy: Bedah pengambilan batu empedu
ASKEP
PADA PASIEN DENGAN CHOLELITHIASIS
A. Pengkajian
1. Anamnesa
2. Identitas Pasien
3. Sejarah/Riwayat
·
Menentukan
berat, ras, jenis kelamin, umur. Riwayat kehamilan, pil KB, esterogen, atau
hormone suplemen.
·
Kecenderungan
makan (kesenangan makan) menentukan apakah dietnya berlebihan lemak dan
kolesterol.
·
Riwayat
keluarga : Batu empedu, pengobatan medis, dan operasi
4. Pemeriksaan Umum
a.
Aktivitas
dan istirahat:
·
Subyektif
: kelemahan
·
Obyektif
: kelelahan
b.
Sirkulasi
:
·
Obyektif
: Takikardia, Diaphoresis
c.
Eliminasi
:
·
Subyektif
: Perubahan pada warna urine dan feces
·
Obyektif
: Distensi abdomen, teraba massa di abdomen atas/quadran kanan atas, urine
pekat .
d.
Makan
/ minum (cairan)
Subyektif
: Anoreksia, Nausea/vomit.
·
Tidak
ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas.
·
Regurgitasi
ulang, eruption, flatunasi.
·
Rasa
seperti terbakar pada epigastrik (heart burn).
·
Ada
peristaltik, kembung dan dyspepsia.
Obyektif :
·
Kegemukan.
·
Kehilangan
berat badan (kurus).
e. Nyeri/ Kenyamanan :
Subyektif
:
·
Nyeri
abdomen menjalar ke punggung sampai ke bahu. Dirasakan tiba-tiba
·
Nyeri
epigastrium setelah makan.
f.
Respirasi
:
Obyektif :
Pernafasan panjang, pernafasan pendek, nafas dangkal, rasa tak nyaman.
g. Keamanan :
Obyektif :
demam menggigil, Jundice, kulit kering dan pruritus , cenderung perdarahan (
defisiensi Vit K ).
5. Pemeriksaan Penunjang
·
SGOT,
LDL (Low Density Lipoprotein) meningkat
·
Bilurubin
direk dan indirek meningkat bila terjadi obstruksi (pembuntuan)
·
Lekosit
meningkat sebagai tanda radang.
·
Bila
ada keterlibatan pancreas, emylase darah dan amylase urin meningkat.
·
Amylase
adalah : suatu enzim pencernaan yang diproduksi oleh pankreas.
·
Rontgen
·
Oral
cholecystogram
·
MRI
·
CT
Scan
·
USG
: adalah yang paling sensitive atau spesifik dan invasive dan tidak mahal. Untuk
mendetksi batu empedu.
·
ERCP
membutuhkan pemeriksaan pada saluran empedu dalam prosedur ini sebuah alat
endoscopy dimasukkan melalui duodenum dan papilla vater, cairan kontras
radiopague dimassukkan pada saluran empedu memunculkan bayangan kontras pada
X-Ray. Batu pada empedu meuncul sebagai Filling defects (batunya) pada saluran
yang putih (opak) sekarang ERCP biasanya digunakan bersama-sama dengan ERS
(endoscopic retrograde sphincteromy) dan pengeluaran batu empedu.
B. Diagnosa
Keperawatan
1.
Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi / spasmeduktus,
proses inflamasi, iskemia jaringan / nekrisis
2.
Kekurangan volume cairan (resiko tinggi terhadap)
berhubungan dengan muntah, distensi dan hipermotilitas gaster, gangguan proses
pembekuan
3.
Resiko tinggi perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan)
berhubungan dengan gangguan pencernaan lemak, mual muntah, dispepsia, nyeri
4.
Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosa,
pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi
C.
Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi /
spasmeduktus, proses inflamasi, iskemia jaringan / nekrisis
Tujuan : Nyeri terkontrol, teradaptasi
Kriteria hasil :
·
Penurunan respon terhadap nyeri (ekspresi)
·
Laporan nyeri terkontrol
Rencana intervensi :
a.
Observasi catat lokasi, tingkat dan karakter nyeri
R/ membantu mengidentifikasi nyeri dan memberi informasi
tentang terjadinya perkembangannya
b.
Catat respon terhadap obat nyeri
R/ nyeri berat yang tidak hilang dengan tindakan rutin dapat
menunjukkan terjadinya komplikasi
c.
Tingkatkan tirah baring (fowler) / posisi yang nyaman
R/ posisi fowler menurunkan tekanan-tekanan intra abdominal
d.
Ajarkan teknik relaksasi (nafas dalam)
R/ meningkatkan istirahat dan koping
e.
Ciptakan lingkungan yang nyaman (turunkan suhu ruangan)
R/ mendukung mental psikologik dalam persepsi tentang nyeri
f.
Kompres hangat
R/ dilatasi dingin empedu spasme menurun
g.
Kolaborasi
·
Antibiotik
·
Analgetik
·
Sedatif
·
Relaksasi otot halus
2. Kekurangan volume cairan (resiko tinggi
terhadap) berhubungan dengan muntah, distensi dan hipermotilitas gaster,
gangguan proses pembekuan
Tujuan : Menunjukkan keseimbangan cairan yang adekuat
Kriteria hasil :
·
Turgor kulit yang baik
·
Membran mukosa lembab
·
Pengisian kapiler baik
·
Urine cukup
·
TTV stabil
·
Tidak ada muntah
Rencana intervensi :
a.
Pertahankan intakke dan output cairan
R/ mempertahankan volume sirkulasi
b.
Awasi tanda rangsangan muntah
R/ muntah berkepanjangan, aspirasi gaster dan pembatasan
pemasukan oral menimbulkan degfisit natrium, kalium dan klorida
c.
Anjurkan cukup minum (1 botol aqua 1500 ml/hr)
R/ mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh
d.
Kolaborasi :
·
Pemberian antiemetik
·
Pemberian cairan IV
·
Pemasangan NGT
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi (kurang
dari kebutuhan) berhubungan dengan gangguan pencernaan lemak, mual muntah, dispepsia,
nyeri
Tujuan : Menunjukkan kestabilan BB
Kriteria hasil : BB stabil, laporan tidak mual muntah
Rencana intervensi :
a.
Kaji perkiraan kebutuhan kalori tubuh
R/ mengidentifikasi jumlah intake kalori yang diperlukan tiap
hari
b.
Timbang BB sesuai indikasi
R/ mengawali keseimbangan diet
b.
Diskusi menu yang disukai dan ditoleransi
R/ meningkatkan toleransi intake makanan
c.
Anjurkan gosok gigi sebelum atau sesudah makan
R/ menjaga kebersihan mulut agar tidak bau dan meningkatkan
nafsu makan
d.
Konsultasi pada ahli gizi untuk menetapkan diit yang
tepat
R/ berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi individual melalui
rute yang paling tepat
e.
Anjurkan mengurangi makan na berlemak dan menghasilkan
gas
R/ pembatasan lemak menurunkan rangsangan pada kandung empedu
dan nyeri
f.
Berikan diit rendah lemak
R/ mencegah mual dan spasme
g.
Kaji distensi abdomen, berhati-hati, menolak gerak
R/ menunjukkan ketidaknyamanan berhubungan dengan gangguan
pencernaan, nyeri gas
h.
Ambulasi dan tingkatkan aktivitas sesuai toleransi
R/ membantu dalam mengeluarkan flatus,
penurunan distensi abdomen
i.
Kolaborasi :
·
Nutrisi total
·
Garam empedu
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit,
prognosa, pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi
Tujuan : menyatakan pemahaman klien
Kriteria hasil : Melakukan perubahan pola hidup dan
berpartisipasi dalam pengobatan
Rencana intervensi :
a.
Kaji informasi yang pernah didapat
R/ mengkaji tingkat pemahaman klien
b.
Beri penjelasn tentang penyakit, prognosa, dan tindakan
diagnostik
R/ memungkinkan terjadinya partisipasi aktif
c.
Beritahukan diit yang tepat, teknik relaksasi, untuk
persiapan operasi
d.
Anjurkan teknik istirahat yang harus dilaporkan tentang
penyakitnya
e.
Anjurkan untuk menghindari makanan atau minuman tinggi
lemak
R/ mencegah / membatasi terulangnya serangan kandung empedu
f.
Diskusikan program penurunan berat badan
R/ kegemukan adalah faktor resiko terjadinya colesistitis
g.
Kaji ulang program obat, kemungkinan efek samping
R/ batu empedu sering berulang, perlu terapi jangka panjang